Mohon tunggu...
Arfa Gandhi
Arfa Gandhi Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalistik

Berkarya lewat sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kami Terpaksa Turun hingga Tersesat dan Bertemu Pendaki Misterius

21 Juli 2024   04:01 Diperbarui: 21 Juli 2024   04:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu, saya memang takut tapi harus tetap tenang agar yang lainnya tidak takut. "Permisi bang," ucap kami bertiga secara bersamaan saat melewati pendaki tersebut tanpa ada balasan kata-kata darinya.

Langkah pun kami percepat, Rey yang sebelumnya berjalan pelan karena kakinya sakit seperti orang yang tiba-tiba mendapat karunia kesembuhan dari sang pencipta. Tanpa terasa Ia terus melangkah hingga berada di paling depan.

Anehnya kami tidak sampai-sampai. Pos 2 yang sebelumnya sudah didepan mata seperti hilang ditelan bumi. Dan sepertinya kami merasa sudah melewati 3 kali pohon yang sama. Hingga akhirnya saya pun merasa kesal dan meminta untuk break sejenak.

Kami bertiga duduk dengan diam dan hanya rokok yang menemani kami malam itu. Hingga akhirnya saya berinisiatif mencari ranting pohon kecil lalu membakarnya seperti orang nabun.

Saya pun bilang kepada teman saya, "Kita punya Allah, ayo kita baca surat-surat pendek dulu dan berdoa semoga jalan pulang kita dibuka. Anggap aja lagi tes mental".

Sekitar 20 menit saya, Rey dan Herli melantunkan ayat-ayat pendek dalam hati masing-masing yang dilanjutkan dengan doa, tiba-tiba datang seekor burung yang turun entah dari mana kedekat kami bertiga.

Burung itu terlihat hanya mondar-mandir di dekat kami lalu terbang dan tak lama kembali datang lagi kepada kami. Tentu sangat menjadi perhatian bagi kami bertiga saat itu.

Saya melihat burung tersebut ada 2 kali terbang kerah depan lalu terbang lagi ke arah kami. Reflek saya mengatakan kepada kedua teman saya "Ayo jalan cepet".

Kami pun langsung berdiri dan terlihat burung itu langsung terbang ke arah depan hingga kembali turun ke tanah seakan menunggu kami datang. Sampainya langkah kami di tempat burung tersebut, hewan dengan bulu warna abu-abu itu kembali terbang lagi kearah depan dan lagi-lagi turun kebawah seperti menunggu kami datang. Hingga terus begitu sampai akhirnya terlihat sebuah Pos yang hanya berjarak beberapa langkah lagi.

Lega rasanya saat melihat di depan mata akhirnya sudah hampir sampai pada Pos yang kami cari-cari sedari tadi. Namun, sampainya di pos tersebut ternyata bukan Pos 2 melainkan masih Pos 3 dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Berarti kemana kami selama 3 jam tadi.

Kami pun masih shock dan memilih untuk rehat sejenak di Pos 3 karena memang sudah sangat lelah sekali kaki ini untuk melangkah. Tak lama kemudian kami mendengar suara orang ngobrol dan sorotan cahaya headlamp yang datang rombongan dari bawah menuju Ranu Kumbolo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun