Mohon tunggu...
Mega Ayu
Mega Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Perfect in Imperfect

"Ah, lagi-lagi dia menghanyutkanku. Membawaku masuk ke sisa jiwanya yang sepi tapi belum mati. Dan di rongga-rongga itu, aku menggigil sedikit. Oh, ini tempatku dulu. Masih terawat walau sedikit lembab"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

DeniAnsen : Awal pertemuan

21 Desember 2021   16:57 Diperbarui: 21 Desember 2021   17:12 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mau pesan apa, Neng?" tanya Bapak pemilik tenda memecah keheningan.

"Teh manis hangat boleh, Pak." jawabnya. "Dua ya, Pak." lanjutnya lagi.

Aku menoleh ke arahnya, dia hanya cekikian. 

"Buat siapa satu lagi?" tanyaku mengernyitkan dahi.

"Siapa lagi?"

"Hmm.. tadi aku udah nawarin teh juga kan? Tapi kamu nolak. Terus, kenapa saat bapak penjual yang nanya kamu cepet banget pesennya?"

"Karena dia penjualnya, dan aku ngga tahu maksud pertanyaanmu tadi apa."

Baru hendak membuka mulutku, si bapak penjual sudah meletakkan tehnya di atas meja. Lalu dia menarikku untuk duduk di samping meja itu.

"Kenapa kamu nggak nanya aku siapa? Kelas berapa? Tinggal dimana? Atau apa lah yang bisa kamu tanya."

"Memang penting?" Tanyanya yang kemudian terkekeh.

Dia menyeruput teh hangatnya dengan pelan-pelan. Lalu mengambil pisang goreng di wadah yang baru saja diangkat dari penggorengan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun