Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Mental Illness" Bukan Alat untuk Cari Perhatian!

10 Mei 2020   23:48 Diperbarui: 11 Mei 2020   11:24 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segera cara bantu orang terdekat atau profesional jika mengalami gejala penyakit mental|Ilustrasi Shutterstock/Tero Vesalainen

Mood swings merupakan salah satu gejala atau tanda-tanda dari banyak gangguan kesehatan mental. Seperti contohnya gejala ini bisa terjadi pada gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian ambang.

Selain itu jika mengalami stres dan karena tidak mampu menahan tekanan hidup secara terus menerus, tidak hanya depresi yang memiliki gejala itu. Gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan obsesif kompulsif, bahkan skizofrenia juga mempunyai gejala tersebut.

Lebih sederhananya seperti ini, misalkan Anda demam dan pusing. Mungkin saja Anda terkena flu, tapi bisa saja Anda mengalami alergi tertentu. Bahkan gejala tersebut tersebar ke banyak penyakit dari ringan sampai kronis.

Artinya self diagnose dapat menjerumuskan seseorang. Individu akan mengalami bias berpikir jika mereka belum ahli dan belum mempunyai pengetahuan dasar yang cukup dalam membaca dan memproses informasi yang didapatkan. Sehingga mereka percaya saja tanpa menggali informasi lebih jauh.

Apalagi informasi tentang kesehatan, diagnosis para ahli yang bersangkutan sangat diperlukan agar mendapatkan informasi valid. Memang di zaman sekarang informasi sangat mudah dicari, tetapi dalam diagnosis sebuah penyakit atau kondisi tertentu bukan hanya sekadar "ok google" saja.

Diagnosis terkait gangguan mental butuh data yang akurat agar bisa mendapatkan terapi dan obat yang sesuai. Contohnya depresi persisten (distimia), seseorang yang terdiagnosis depresi persisten (distimia) ketika merasakan gejala depresi yang menetap setidaknya sampai dalam waktu 2 tahun atau lebih.

Tetapi banyak orang yang mempermainkan istilah depresi sehingga menyempitkan makna dan tidak memperhatikan diagnosisnya. Baru stres beberapa hari, sudah merasa depresi. Lalu berkeluh kesah tentang beratnya kehidupan di media sosial.

Lebih parahnya sampai mereka butuh perhatian banyak orang, lalu menyampaikan ide untuk bunuh diri dan melukai diri sendiri untuk mendapatkan simpati dari orang lain.

Saya tidak tahu, apakah mereka benar-benar mengalami gejala mental illness atau tidak. Mungkin saja mereka memang mengalami hidup yang berat.

Tetapi individu yang sudah melakukan self diagnose lalu cari perhatian di media sosial, namun mereka memiliki motif yang lain di balik semua tindakannya tersebut, menurut saya sudah merusak value kesehatan mental.

Mereka menggunakan isu kesehatan mental untuk kepentingan pribadi dan mungkin hanya mencari popularitas. "Mental Illness" malah dijadikan "alat" dan "permainan". Itu asumsi saya saja, tapi jika benar saya sendiri masih miris melihat hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun