***
Di tengah para pegiat dan pejuang sedang mengkampanyekan dan mengenalkan  pentingnya kesehatan mental di masyarakat luas. Masih ada orang yang menggunakan mental illness sebagai "alat" untuk mendapatkan popularitas di media sosial.
Merasa hidupnya berat lalu melakukan self diagnose dan tidak mencari bantuan di lingkungan terdekat ataupun pada para profesional seperti psikolog ataupun psikiater, menurut saya adalah hal yang kurang tepat.
Hal ini membuat masyarakat awam mungkin akan memandang sebelah mata pentingnya kesehatan mental. Bagaimana tidak? orang-orang yang mengalami tekanan pada mentalnya malah self diagnose, bukan mencari cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Masyarakat awam bisa saja berspekulasi jika kesehatan mental tidak ada pentingnya. Mau ke psikiater atau ke psikolog ngapain? Toh bisa cari di Google gejalanya.Â
Memang saya bukan profesional, tetapi masalah mental illness adalah hal yang serius. Jika diri Anda merasa pikiran, perasaan dan perilaku Anda tidak seperti biasanya, mengalami stres dan tekanan hidup yang luar biasa berat.
Ceritalah pada orang terdekat di sekitar Anda secara privat untuk menenangkan hati Anda atau jika tak kunjung membaik carilah bantuan profesional. Jangan jadikan mental illness sebagai ajang mengumpulkan empati dan simpati semata.
Percuma saja jika tujuannya hanya itu, atau mungkin Anda hanya ingin kisah kelemahan mental Anda memang sebagai tontonan publik, meski tidak adanya perubahan berarti dalam diri anda? Mungkin benar Anda cuma butuh banyak perhatian agar merasa tenang dan senang.Â
Duh, jangan sampai mental illness yang Anda derita jadi panggung pertunjukan di dunia maya. Huft, memang sepertinya self diagnose sudah jadi tren anak muda zaman sekarang. Geleng-geleng saja deh kalau gitu.Â
Sama seperti kata . Feast dalam lagunya yang berjudul "Luar Jaringan"
"Aku ingin sakit karena sedang fashion. Aku bagai dokter, diagnosa pasien."