Mohon tunggu...
Ardi Fantur
Ardi Fantur Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengekspresikan Minat Menulis

pengembara yang mendambakan oase dan pencinta kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Tahta

5 Maret 2018   20:50 Diperbarui: 5 Maret 2018   21:13 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau babat putera-puterimu yang merengek minta pamit

Dengan tank-tank buatan zaman

Tak kau hiraukan mereka yang menderita akibat letupannya

Mereka yang tidak berdosa bergelimpangan tanpa nyawa

Yang tersisa terpaksa minggat entah ke mana

Yang ke negeri seberang kau malah marah

Marah kepada keluarga negeri tetangga yang memberi makan putera-puterimu

Mereka yang melindungi putera-puterimu

Yang merasa tidak dilindungi oleh kepala keluarga bangsanya

Kau begitu sadis, bengis, jahat, dan tidak punya hati

Tak kau hiraukan mereka yang meratap kepedihan dan duka yang dirasakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun