***
Â
Tak terasa dua puluh hari sudah ia lalui. Sikap warga yang antusias membuatnya tak ingin cepat meninggalkan tempat tersebut. Warga membawakannya ole-ole sekarung sayur mayur. Sempat juga ia ikut memanen kentang dan menanam cabai selama disana. Ia berpamitan.
Â
Mobil melaju perlahan. Ia menyempatkan diri menoleh ke belakang. Mereka semua melambaikan tangan. Di perjalanan pulang. Teman-teman yang lain nampak asyik bercerita pengalaman mereka selama disana. Malahan ada yang diberi amplop berisi sejumlah uang yang diberikan masyarakat desa sebelum mereka pulang. Ia jadi teringat ketika ia menyalami pak Bangun. Beliau juga menyelipkan secarik kertas dalam amplop ke tangan Samsul. Ia kira isinya sama dengan teman yang lain. Tapi ternyata sebuah surat. Iapun membukanya.
Â
Untuk kak Samsul..Â
Teriring do'a dan salamku semoga kak Samsul selalu dalam keadaan sehat.
Kak Samsul, Sejak pertemuan kita yang pertama kali. Belajar mengaji bersama. Saya banyak mencuri pandang kepada kakak. Saya malu kak..Â
Â
Semenjak saya mengikuti acara PKR disekolah, saya banyak tahu tentang agama, khususnya etika seorang muslimah dalam bergaul. Oleh sebab itu, kutahan diriku untuk berbicara dengan kakak.Â