Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tatapan Matanya

12 April 2020   23:58 Diperbarui: 12 April 2020   23:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Pixabay/ Myriam Zilles 

"Maaf, saya gak ada waktu untuk bercanda!" ucapku setengah marah sambil berlalu ingin keluar.

Kunci pintunya dicabut dan dimasukkan ke sela dadanya yang gembung disuntik silikon.

"Mau keluar ke mana, Ustad? Ayo ambil kuncinya kalau mau keluar..." ucapnya merayu sambil mendekatiku.

Kurang ajar!! Aku dipermainkan! kataku dalam hati. Tangan kirinya mendarat ke dadaku dan mengelus-elusnya. Yang kananpun menyusul, menyapu pipiku dengan lentik jarinya hingga ke batang leherku. Lama-lama wajahnya mendekat ke wajahku, dan...

"Bugghhhhhh!!"

Bogemku mendarat keras di pipinya. Kesabaranku habis. Aku semakin jijik melihatnya.

"Mana kuncinya?!!" tanyaku keras.

"Oh, main kasar, Ustad? Ayo, ambil kalau bisa"

Ya Rabb.... Iblis apa yang sedang aku hadapi ini? bisikku di hati.

Tetiba hapeku bergetar dalam kantong. Ada sms masuk.

'koq blm dtg, ust?' Bunda Teresa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun