Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tatapan Matanya

12 April 2020   23:58 Diperbarui: 12 April 2020   23:52 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Pixabay/ Myriam Zilles 

Langsung kutekan tombol panggil di hapeku, setelah kutampilkan  nomornya. Saat tersambung, aku terkejut. Ia menarikku kebelakang tanpa tahuku. Aku belum sempat ngomong sepatah katapun. Hape itu jatuh entah ke mana.

Aku tercampak di atas kasur. Banci itu menarik tubuhku. Tenaganya sangat kuat. Aku terus mencoba mendorong badannya agar ia jatuh. Aku hanya bisa membuang mukaku ke kanan dan ke kiri saat ia ingin menciumku. Aku menunjang badannya. 

Ia terhempas ke lantai. Tetiba pintu samping terbuka. Bunda Teresa beserta santri yang lain masuk dan menyaksikan. Banci kaleng itu ngacir dengan segera melalui pintu depan. Kamar itu memiliki dua pintu. Satu pintu dalam yang dibuka dari kamar sebelah.

Rupanya, saat aku menelepon Bunda Teresa, hapeku terus aktif. Ia pun mendengarkan apa yang terjadi dalam kamar itu. Ia kenal sekali suara siapa itu. Langsung ia menuju ke kamar itu.

Bunda Teresa mohon maaf yang sebesar-besarnya akan kejadian itu. Ia adalah santri baru. Sebelumnya ia memang kupu-kupu malam. Mencari uang dari dunia malam. Wajar kalau ia belum mendapat pendidikan agama di situ.

Sejak itu aku semakin berhati-hati dalam menyiarkan dakwah di Ponpes Mawar. Selalu kuajak mereka untuk muhasabah diri setiap saat. Alhamdulillah, lambat laun mereka mulai sadar dan ingin bertobat sungguh-sungguh. 

Bunda Teresa juga akan mengganti usaha salonnya dengan toko buku. Untuk menghindari fitnah, Ustad Anshori menikahkanku dengan putri sulungnya yang baru lulus dari Mesir.


Delitua, 040410

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun