Mohon tunggu...
Ardel Bayu Adityo
Ardel Bayu Adityo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana | Jurusan Ilmu Komunikasi | Prodi Digital Communication | NIM 44521010069

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemampuan memimpin diri Dan upaya Pencegahan korupsi dan etik menurut kepemimpinan Adolf Hitler

22 Desember 2024   17:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   17:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampak dari Anti intelektual adalah Penghancuran Kebebasan Akademik . Dunia akademis di Jerman dihancurkan di bawah rezim Nazi. Institusi-institusi pendidikan yang semula menjadi pusat pemikiran bebas dan inovasi kini menjadi alat untuk menyebarkan ideologi Nazi.
Perang terhadap Pemikiran Kritis juga tercipta seiring Anti-intelektualisme menciptakan lingkungan yang tidak mendukung pemikiran kritis. Hal ini menyebabkan hilangnya banyak potensi intelektual dan ilmiah di Jerman selama periode Nazi, yang menghambat kemajuan dan inovasi dalam berbagai bidang.

Serta Peningkatan Kekerasan dan Persekusi dimana banyak akademisi, ilmuwan, dan intelektual yang menentang atau tidak sejalan dengan kebijakan Nazi dipenjara, dianiaya, atau dibunuh. Ini termasuk persekusi terhadap intelektual Yahudi yang telah lama berkontribusi besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.

Kesimpulan

Meskipun kepemimpinan Adolf Hitler menerapkan kontrol otoriter yang sangat ketat dan penekanan terhadap kebebasan pribadi, yang bisa terlihat seolah-olah dapat mencegah korupsi yang merusak negara dalam beberapa hal, kenyataannya korupsi dalam bentuk yang berbeda tetap ada dalam rezim ini. Penggunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi oleh para pejabat tinggi, pengalihan sumber daya negara untuk keuntungan pribadi, dan penyalahgunaan kekuasaan dalam konteks perang dan pengadaan senjata adalah contoh nyata dari korupsi yang terjadi di bawah kepemimpinan Nazi. Kepemimpinan otoriter ini justru menciptakan ruang untuk penyalahgunaan kekuasaan dengan cara yang lebih sistematis dan tersembunyi, dan bukannya benar-benar mencegah atau menghilangkan korupsi.

Sebagai kesimpulan, meskipun rezim Nazi mungkin menekan korupsi yang dapat mengancam stabilitas kekuasaan mereka, kepemimpinan Hitler sebenarnya menciptakan kondisi yang memfasilitasi korupsi di kalangan elit dan pejabat tinggi.

Daftar Pustaka

ADOLF HITLER: SEBUAH ANALISIS TIPE KEPEMIMPINAN
ARI KUSUMAH WARDANI

PRAKTIK NEGARA DAN KEKUASAAN FASISME ADOLF HITLER: SEBUAH KAJIAN ETIKA POLITIK
ALSA LOWTOGANA, Lailiy Muthmainnah, S.Fil, M.A

PERANAN ADOLF HITLER DALAM PERJUANGAN POLITIK PARTAI NAZI DI JERMAN TAHUN 1933-1945Endah Yani Anggraeni

Vol. 2 No. 6 (2024): GJMI - JUNI
Peran Fasisme Di Jerman Serta Pengaruhnya Terhadap Kemerdekaan Indonesia Pada Tahun 1933-1945

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun