Media massa dikendalikan oleh negara untuk menyebarkan propaganda yang mendukung pemerintah dan pemimpin.
Informasi yang bertentangan dengan narasi pemerintah disensor atau dihancurkan.
Contoh: Di bawah Hitler, Kementerian Propaganda yang dipimpin oleh Joseph Goebbels memonopoli semua saluran komunikasi untuk mendukung ideologi Nazi. Dan juga Penerapan Gestapo (polisi rahasia Nazi) yang memantau, menangkap, dan menghukum siapa saja yang dianggap sebagai ancaman terhadap rezim Nazi. Â
Meskipun totalitarianisme klasik jarang ditemukan di dunia modern, beberapa negara masih menunjukkan elemen-elemen totalitarianisme, seperti kontrol ketat terhadap media dan penghapusan oposisi politik. Totalitarianisme tetap menjadi peringatan tentang bahaya kekuasaan yang tidak terkendali dan pentingnya demokrasi serta kebebasan individu.
3. Fasisme
Fasisme adalah ideologi politik otoriter yang menekankan kekuatan negara, disiplin, dan loyalitas mutlak terhadap pemimpin. Hitler menerapkan prinsip-prinsip fasisme dengan menghapus kebebasan individu dan menggantikannya dengan ketaatan penuh kepada negara Nazi dan dirinya sebagai pemimpin. Partai Nazi menjadi satu-satunya partai politik yang diizinkan, dan oposisi dihancurkan. Contoh: Paramiliter seperti SA (Sturmabteilung) dan SS (Schutzstaffel) digunakan untuk menegakkan kekuasaan dan menakut-nakuti oposisi. Â
Fasisme adalah ideologi politik yang muncul pada awal abad ke-20 dan menekankan otoritarianisme, nasionalisme ekstrem, dan kontrol penuh oleh negara atas masyarakat. Fasisme menolak demokrasi liberal, sosialisme, dan komunisme, dengan fokus pada kekuatan negara, disiplin, dan loyalitas mutlak kepada pemimpin.
Fasisme berkembang di Eropa, khususnya di Italia di bawah Benito Mussolini dan di Jerman di bawah Adolf Hitler (meskipun istilah "Nazisme" lebih spesifik untuk Jerman).
Adolf Hitler adalah salah satu tokoh utama yang mempraktikkan fasisme dalam bentuknya yang paling ekstrem. Kepemimpinannya di Jerman (1933--1945) mencerminkan karakteristik inti dari ideologi fasisme, yang diadaptasinya menjadi Nazisme (Nationalsozialismus), dengan penekanan pada nasionalisme ekstrem, totalitarianisme, rasisme, dan militerisme.
Hitler menanamkan rasa nasionalisme ekstrem kepada rakyat Jerman dengan menekankan keunggulan ras Arya dan pentingnya membangun kembali kejayaan Jerman. Contoh dalam Kepemimpinan Hitler adalah Ideologi Lebensraum (ruang hidup) digunakan untuk membenarkan ekspansi wilayah ke Eropa Timur.
Propaganda Nazi mempromosikan keunggulan ras Arya sebagai ras "murni" yang berhak memimpin dunia.
4. Darwinisme Sosial