Dengan demikian, karakter yang kuat membentuk individu menjadi pelaku perubahan bagi diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang.
a. Olah Hati (etika)
Olah hati bermuara pada pengelolaan spiritual dan emosional (Spiritual and emotional development) yang berorientasi terbentuknya individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa.
Olah hati merupakan salah satu bentuk kepekaan jiwa yang difokuskan pada rasa peka dan mawas diri artinya ketika seseorang melakukan sesuatu maka harus menimbang rasa terlebih. dahulu apakah yang akan dilakukan sesuai dengan norma kemanusiaan atau sebaliknya.
Dimensi olah hati ini sangat penting dalam menentukan arah tujuan hidup manusia. Manusia sebagai makhluk yang paling mulia, seluruh unsurnya adalah mutiara-mutiara.
Diantara mutiara itu ada yang paling cemerlang dan paling gemerlap sehingga sangat menarik yaitu hati.
Melalui olah hati ini manusia akan menemukan kepercayaan kepada Sang Pencipta Alam untuk memperoleh keimanan. Proses beriman seseorang digapai melalui proses olah hati, bukan cara berfikir, karena banyak dari sekian ilmuan yang pintar dalam berpikir tapi tidak mampu menemukan manisnya iman kepada Tuhannya.
b. Olah Pikir (literasi)
Olah pikir bermuara pada pengelolaan intelektual yang berorientasi pada pembentukan individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat.109
Olak pikir (literasi) merupakan dasar dari proses pembelajaran sepanjang hayat. Ini merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk perkembangan pribadi dan sosial.
Secara singkat literasi berarti kemampuan untuk memahami, mempergunakan dan menciptakan berbagai bentuk informasi untuk perkembangan diri dan sosial dalam rangka pembangunan kehidupan yang lebik baik.
Literasi mengacu pada kemampuan membaca, menulis dan mempergunakan berbagai media sebagai sumber belajar secara kritis.