Mohon tunggu...
Arde WISBEN
Arde WISBEN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

10 Salah Kaprah Soal Asisten Rumah Tangga (ART)

11 Juli 2016   10:33 Diperbarui: 11 Juli 2016   10:40 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diperjelas sebenarnya dalam hal apa ART tidak mengikuti suruhan majikannya. Kalau sekedar jawaban, “nanti saya kerjakan”, atau “tunggu sebentar”, tidak lantas harus disebut suka melawan atau membantah. Pekerjaan ART itu tidak ada habisnya, kalau semua perintah harus SEGERA dan SEKARANG, tentu sulit bagi ART untuk melaksanakannya. ART selalu terlambat menyelesaikan pekerjaan

Hampir mirip dengan yang no 2, banyak majikan tidak bisa membuatkan prioritas untuk ART nya. Misal, pagi pagi ketika semua sibuk, majikan sebaiknya tidak memberikan pekerjaan yang mendadak untuk dikerjakan misalnya menyetrika baju yang akan digunakan ke kantor. Tentu saja pekerjaan ini akan bentrok, bilamana ada anggota keluarga lain yang minta dibuatkan sarapan.

Solusinya, aturlah sedemikian rupa jenis pekerjaan di rumah dalam kategori; rutin dan insidentil. Pekerjaan rumah tangga biasanya berulang. Satu selesai, yang lain akan menunggu. Maka memberikan sedikit keleluasaan kepada ART untuk melakukan pekerjaan dengan “cara mereka”, mungkin dapat mengurangi tekanan pekerjaan. Misal, pagi pagi, ART akan mengumpulkan semua pakaian kotor semua anggota keluarga, dan memasukkannya ke mesin cuci. Sambil menunggu anggota keluarga bersiap dengan jadwal masing-masing,  ia menyiapkan sarapan.

Usai sarapan, semua peralatan makan ditumpuk di tempat cuci piring. Setelah semua anggota keluarga keluar rumah, ia bereskan kamar dan mengumpulkan semua yang harus dicuci hari itu. Kemudian, sambil membiarkan mesin cuci bekerja, ia membersihkan rumah, dan menyelesaikan mencuci piring.

Banyak ART yang nyaman bekerja dengan caranya sendiri. Ada baiknya majikan belajar memiliki prinsip, “yang penting pekerjaan beres”.

Cara lain adalah, anggota keluarga saling membantu “meringankan” kerja ART. Tidak ada salahnya setiap anggota keluarga belajar mencuci sendiri piring makannya setelah makan. Tidak butuh waktu lama. Juga pekerjaan membeli sayur, bisa dilakukan majikan sembari jalan pagi.

7. ART sering meninggalkan rumah

Bayangkan ART yang live in, tentulah waktunya 24 di rumah majikannya. Wajar kalau ia membutuhkan waktu untuk bersosialisasi. Daripada selalu meributkan ART yang keluar rumah mungkin lebih baik memberinya kesempatan untuk rehat sejenak dari urusan rumah. Mungkin libur diakhir pekan dapat memberi penyegaran pada ART.  Ada keluarga yang malah membebaskan ART setelah ia pulang ke rumah, karena sang majikan ingin punya banyak waktu dengan anak setelah ditinggal seharian.

8. ART sering menonton TV

ART juga sama dengan kita, mereka membutuhkan hiburan. Kalau sepanjang hari di depan TV tentu tidak benar. Tapi kalau majikan mendapati ART nya menonton acara acara TV pada jam jam keluarga tidak ada salahnya. Toh semua orang sedang bersantai.  Penting juga memberikan “kehangatan” keluarga kepada ART, karena mereka hidup di rumah yang sama. Bahkan kalau perlu ajaklah ART makan bersama, dengan menu yang sama.

9. Supaya tidak pergi, ART harus selalu diikat dengan hutang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun