Tak hanya itu, aku juga suka berwisata dengan memaksimalkan kemampuan fisikku lewat naik gunung dan jalan kaki.
Eits, jangan remehkan jalan kaki.
Dengan kalian terbiasa berjalan kaki alih-alih menggunakan kendaraan bermotor, artinya kalian terlibat langsung dalam memangkas emisi karbon di udara. Sekadar informasi, berdasarkan data International Energy Agency pada tahun 2015, 30% dari total emisi karbondioksida di Indonesia dihasilkan dari sektor transportasi, di mana 88% di antaranya adalah emisi transportasi darat.
Dalam informasi yang diungkapkan oleh Greeners, mereka yang berjalan kaki minimal 60 menit per hari untuk kesehatan dengan jarak 4,82 kilometer, setara dengan pemangkasan dua kilogram emisi karbon dari mobil.
Bayangkan kalau kalian berjalan kaki secara rutin selama minimal satu jam dengan jarak yang sama selama satu tahun, kalian sudah membantu mengurangi 730 kilogram emisi karbon.
Luar biasa kan?
Sebuah aksi sederhana yang membuat siapapun bisa menjadi seorang sustainable traveler.
Dari Indonesia, Mari Panjangkan Usia Bumi
"Karena Waerebo ini lokasinya di lembah pegunungan, listrik sulit masuk, kakak. Akhirnya pemerintah pasang panel surya di sini. Sumber listrik di Waerebo ini gantian dari generator mulai jam enam sore sampai sepuluh malam, lalu panel surya dari jam sepuluh malam sampai besok pagi,"
Aku mengangguk mendengarkan penjelasan Maria, tour guide kami yang sudah menemani sejak di Labuan Bajo. Kebetulan juga karena Maria memiliki nenek yang masih tinggal di Waerebo, dia ikut dalam perjalananku menuju salah satu desa terindah di Indonesia itu.