Mohon tunggu...
Achmad Rajab Afandi
Achmad Rajab Afandi Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tumbuh dan belajar, lagi dan lagi

Penikmat Perjalanan, Penikmat Perbincangan dalam Perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Pintu Bioskop; Ketika Mas Gagah Pergi

24 Januari 2016   14:54 Diperbarui: 24 Januari 2016   15:24 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan benar saja, lima belas menit pertama film ini berleha-leha. berlama lama dengan background suara Gita yang kurang natural. Meskipun tidak se-kaku Kholidi sebagai Azzam di Ketika cinta bertasbih, tapi hamash syahid keulitan dibanyak adegan. terutama untuk menghasilkan chemistry dengan aquino umar. Adegan jatuhnya mas gagah juga kurang dramatis untuk membuka cerita.

Untungnya Film ini memasang Wulan Guritno, film makin luwes setelah tokoh ibu Mas Gagah ini mulai mengambil peran. Meskipun lambat diawal makin keujung fimnya makin bisa dinikmati.

Joke joke ringannya bak pelumas yang membantu film ini menggelinding, beberapa bahasa anak gaul membuat saya butuh beberapa detik untuk memahaminya, dan ketawa delay sendirian.  bikin saya sadar saya semakin berumur, he he he By the way Ada yang tau arti nongci nongci syanci ga..?*

Ide HTR untuk memasukkan semua konten buku kedalam film juga bukan tanpa resiko. Beberapa adegan terlihat berdiri sendiri, tapi pesannya jadi kuat sekali ; Tentang Palestina, tentang aktivis dakwah kampus, tentang komitmen murajaah Alqur’an.

Sepanjang adegan saya bisa melihat dengan jelas, HTR tidak berkompromi soal prinsip sekecil apapun di film ini. Adegan adegannya mirip anak HTR, dijaga, dirawat, dan diukur pada porsi yang sesuai dengan nilai nilai yang ingin dia bangun. Salute.

Jika para aktifis menonton film ini ditengah keramaian penonton lainnya. Maka bisa dipastikan ada beberapa adegan yang membuat dia tertawa sendirian. Film ini bak misionaris ulung, ada pesan Ghadhul bashar, ada murajaah, ada juga liqa, ada anak rohis maupun lantunan nasyid lawas, semacam mengingatkan kita tentang dunia seperti apa yang kita perjuangkan selama ini.

Adegan yang paling sukses mengembalikan ingatan saya adalah adegan resepsi pernikahan yang dipisah, sukses bikin saya mengacungkan jempol untuk HTR. Ini bukan pengingat, ini benar benar keberanian menunjukkan identitas.

Sebenarnya dua pemeran utama di fim ini bukan tidak bagus, Aquino Umar malah cukup bersinar di sini meskipun belum halus, dia semacam versi lain Nirina Zubir dalam dunia akting, yang dibutuhkannya Cuma jam terbang, masa depannya dunia filmnya pasti cerah.

Yang menarik pula Hamash Syahid, dibanyak adegan dia sangat natural, tapi semacam memang kesulitan menghasilkan chemistry ketika beradu peran dengan perempuan. Jika sedang beradu adegan Wulan Guritno, Seperti yang saya sampaikan tadi, faktor wulannya sangat besar membantu. Tapi banyak sekali adegan nanggung saat dengan Aquino umar. Tebakan saya si mas Gagah ini tidak begitu nyaman berakting sedekat itu dengan perempuan.

Dan beruntungnya dibanyak adegan Hamash Syahid tetap bisa menginspirasi anak anak muda. seperti adegan hafalan dan Membaca Alqur'an yang sepertinya memang dia Hapal.  banyaknya artis terkenal yang jadi Cameo menjadi hiburan tersendiri, konon orang orang ini suka rela membantu terwujudnya film ini.

Kekuatan terbesar dari film ini memang ceritanya yang kuat, jadi lubang lubang kecil tadi lancar lancar saja dieksekusi karna memang ceritanya sudah berkarakter. Film ini bisa disebut oase yang lebih berani. Setelah Fase Film Ayat Ayat Cinta yang fenomenal itu, film ini semacam tonggak baru keberanian tentang identitas, tentang tontonan mendidik, tentang moral yang diperjuangkan HTR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun