Pertanian yang menjadi lakon utama pemenuh kebutuhan masyarakat dunia khususnya Indonesia ini sedang diberikan banyak perhatian khususnya dalam menyokong kedaulatan pangan.
Dalam website resmi Litbang Pertanian Jakarta disebutkan bahwa tahun 2045 Indonesia ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia. Hal ini sejalan dengan agenda Nawa Cita ke-7 yaitu, "Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik".Â
Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri, perlu didukung melalui:
Ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri;
Pengaturan kebijakan pangan, terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri;
Pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan
Mampu melindungi dan menyejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan.
Beberapa hal telah dilakukan kementerian pertanian untuk mewujudkannya. Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian Indonesia, Kementerian Pertanian Indonesia telah melakukan penanganan lebih dari 700 kasus tangan-tangan jahil seperti tengkulak dan mafia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melindungi dan menyejahterkan pelaku utama pangan.
Selain itu Kementerian Pertanian Indonesia juga mendorong untuk terciptanya beragam inovasi untuk membantu proses produksi sampai kepada distribusi. Hal ini seperti yang juga ditampilkan dalam situs resmi litbang pertanian, dilansir ada 300 teknologi inovatif dari berbagai produk.
Produk tersebut mulai dari pupuk, pengendali hayati, perangkat mesin, pengembangan produk pertanian seperti halnya kopi minim kafein, padi 3S, sektor bioenergi dan lingkungan, dan penyatuan IT dengan pertanian melalui beberapa aplikasi inovatif.
Karya-Karya inovatif ini merupakan hasil dari pengembangan masyarakat dalam upaya mengimbangi revolusi industri 4.0. Hal tersebut mendorong pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara penuh dalam seluruh rantai sektor industri.
Demikian halnya dengan industri pertanian. Kementerian Pertanian sendiri sudah meluncurkan aplikasi yang bisa membantu petani dan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai pertanian.Â
Adapun aplikasi yang serupa tetapi berbeda karena memiliki fitur untuk memantau investasi dalam bidang pertanian. Terdapat juga aplikasi untuk memesan kebutuhan produksi, memotong rantai distribusi pertanian seperti kecipir, limakilo, tanihub, simbah, tukangsayur.co, dan sayurBox.
Setiap aplikasi memiliki manfaat yang berbeda untuk masyarakat. Seperti halnya limakilo dan sayurBox yang memiliki konsentrasi untuk beberapa produk. Tanihub yang memiliki program pula untuk meminjam uang sebagai modal, simbah memiliki peran sebagai pemberi informasi pertanian, dan tukangsayur.co yang mempermudah ibu rumah tangga dalam menyiapkan bahan masakannya.
Contoh negara lain yang juga mengandalkan pertanian untuk memenuhi kebutuhannya adalah India. 24,8% pekerjaan dipenuhi oleh petani dengan jumlah 118,9 juta orang. Masyarakat di sana pun menyadari bahwa perlu adanya platform yang bisa memangkas gap antara petani dan konsumen.Â
Terdapat tiga aplikasi yang dirilis yaitu aplikasi untuk mengetahui informasi harga, megelola sektor peternakan, dan sarana komunikasi antara petani dan masyarakat. Mereka juga meluncurkan program dalam salah satu aplikasinya untuk bisa membeli langsung produk hasil tani dari petani.
Pengembangan aplikasi memang penting dikarenakan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selama ini petani memiliki pendapatan jauh dari harga beli konsumen Kita ambil satu contoh bahan makanan yang sering digunakan di Indonesia dan harganya sering melambung tinggi di pasaran yaitu cabai.
Petani menjual cabai seharga Rp 6.000 per kg nya lalu dilanjutkan kepada pengepul. Pengepul akan memasok ke pasar induk dan barulah masuk ke pengecer di pasar-pasar tradisional hingga ke tukang sayur keliling.
Harga yang sampai ke tangan konsumen pun bisa mencapai Rp15.000 per kg.5 Pada kasus tersebut terjadi kenaikan harga sebesar 40% dari harga yang dijual oleh petani, tetapi petani tidak merasakan keuntungannya. Melihat jumlah pengunduh aplikasi terkait pemotongan rantai distribusi pangan di Indonesia maupun India mencapai lebih dari 50.000 orang.Â
Memang belum sebanyak e-commerce lainnya yang mencapai jutaan pengguna dan transaksinya mengalir setiap harinya. Akan tetapi, hal tersebut menunjukkan adanya peluang untuk bisa menyejahterakan petani.
Seperti halnya kehadiran teknologi dalam sendi kehidupan lain, kemajuan aplikasi layaknya dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Ada sisi keuntungan dan kerugian.
Dalam hal ini, adalah abang tukang sayur. Posisi mereka sangat potensial kehilangan pekerjaan. Namun di sisi lain, ibu rumah tangga akan lebih diuntungkan demikian halnya petani sebagai produsen awal sayuran dan hasil alam lainnya. Hal ini menuntut kreativitas dan keseimbangan dalam menjamin kesejahteraan setiap rantai pasokan.
Aplikasi troli-yur merupakan gagasan dimana bisnis ini lebih dari sekedar toko online yang hanya menjual hasil tani langsung kepada konsumen. Sehingga Troli-yur secara model bisnis menghubungkan tiga rantai bisnis utama yaitu rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan dan pertanian, lalu dirantai tengah manajemen pasca-panen, dan sistem distribusi dengan pemanfaatan tukang sayur hingga ke tangan konsumen akhir di bagian hilir.
Terlihat bahwa troli-yur merupakan solusi bagi masyarakat. Pertama tentunya untuk para petani Indonesia. Kedua bagi ibu rumah tangga jaman sekarang yang menginginkan berbelanja kebutuhan dapur tanpa harus pergi ke luar rumah. Ketiga adalah tukang sayur yang akan tergusur posisinya apabila tidak dilibatkan dalam perkembangan digitalisasi pertanian.
Pada dasarnya Troli-yur mengembangkan inovasi untuk memutus rantai distribusi pertanian. Untuk distribusi secara langsung pada konsumen, aplikasi ini lebih terfokus kepada menghubungkan konsumen dengan tukang sayur. Dalam hal ini konsumen yang terlibat terbagi ke dalam tiga golongan.
Golongan pertama dan yang paling utama adalah ibu rumah tangga khususnya di daerah perkotaan, kedua adalah pelaku usaha di bidang makanan baik itu berupa restoran, kedai, maupun kios-kios makanan kecil.
Golongan ketiga adalah skala yang lebih besar yaitu impor bahan pangan. Golongan tersebut dibuat agar produk dari pertanian dengan pemutusan rantai distribusi ini lebih banyak sasarannya sehingga kehidupan petani dapat lebih sejahtera. Karena mereka biasanya terpatok menjual kepada tengkulak saja.
Untuk fokus utama pada golongan pertama tersebut berangkat dari target pasar yang ada pada umumnya adalah ibu rumah tangga yang tinggal jauh dari pasar dan sebelumnya sudah ada tukang sayur keliling yang bisa membantu mereka saat membutuhkan bahan makanan.
Hanya saja jika kepada tukang sayur keliling konsumen belum tentu bisa memesan barang kapan saja. Melihat realita di lapangan, saat hendak memasak ada saja bumbu yang lupa atau baru terinspirasi memasak saat melihat bahan-bahan di depan mata. Ketika bahan akan diambil ternyata sudah pesanan milik orang lain.
Bahan-bahan makanan yang dibeli berlebih oleh tukang sayur pun beberapa layu karena ternyata sepi peminat tidak seperti biasanya. Hal inilah yang mendorong pengembangan aplikasi lebih terfokus kepada tukang sayur atau dalam aplikasi lainnya mereka berperan sebagai mitra kerja Troli-yur.Â
Sebagai mitra kerja dari troliyur sebutan untuk tukang sayur pun akan diganti menjadi "Masyur" agar lebih mudah diingat oleh konsumen. Mitra kerja lainnya yang tergabung dalam troli-yur adalah para petani atau peternak.
Hubungan troli-yur dengan pelaku usaha tani langsung yaitu petani dan peternak adalah mereka yang melakukan pembaharuan stok dan menerima informasi kebutuhan masyarakat saat ini dalam hitungan jumlah dan varietas. Hubungan antara petani dan peternak akan langsung kepada tim pengembangan produk dari troli-yur.
Pihak troli-yur tidak hanya mengambil produk langsung dari mereka, tetapi akan memberikan edukasi kepada para petani dan peternak untuk mengetahui cara-cara menggunakan aplikasi, meningkatkan kualitas produksi dan pengembangan lahan dengan menghadirkan fitur chat bersama para ahli, penetapan harga jual, dan pengemasan produk.
Pengemasan produk sendiri akan dikembangkan bersama para istri dari petani sehingga kehidupan keluarga petani akan lebih dinamis dan sistematis tanpa harus menjual produk mereka kepada tengkulak dengan harga murah.
Hubungan troli-yur dengan konsumen langsung kepada masyur. Melalui aplikasi ini konsumen dapat memilih bahan makanan yang akan dibeli secara langsung dengan melihat stok dan harga yang ada atau memilih berdasarkan menu masakan yang akan dimasak.
Hal ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada konsumen yang belum terpikirkan apa yang akan dimasak dan mengatasi masalah lupa membeli salah satu bahan yang diperlukan untuk memasak.
Saat memesan produk akan langsung masuk ke dalam troli belanja dan terhubung kepada masyur di dekat rumah konsumen. Saat produk sudah dibeli atau ternyata kondisi barang tidak baik konsumen dan masyur dapat berkomunikasi melalui fitur chat. Konsumen juga dapat memantau sudah sampai mana masyur mereka saat mengantarkan barang.
Sistematika yang terbentuk ini dharapkan dapat menjadi solusi untuk pelbagai permasalahan. Pertanyaan yang akan muncul selanjutnya adalah bagaimana nasib pasar tradisional jika aplikasi ini berkembang. Tentunya mereka juga bisa menjadi mitra kerja troliyur.
Pedagang di pasar tradisional berperan sebagai 'gudang' penyimpanan yang bisa dimanfaatkan oleh masyur untuk mengambil barang sebelum diberikan kepada konsumen.
Bukan berarti produk tidak segar, tetapi setiap produk yang dibutuhkan dalam kondisi segar akan dikirim ke gudang baru kepada konsumen melalui masyur. Agar produk selalu segar maka akan ada tim quality control setiaphainya. Lebih jauhnya lagi, pedagang di pasar tradisional ini yang nantinya akan langsung mendistribusikan produknya kepada konsumen besar seperti usaha katering atau restoran dan usaha sejenisnya.
Dalam pengembangannya pula mitra kerja troli-yur dapat meluas kepada UMKM yang bergerak di bidang pangan untuk bisa memasarkan produknya kepada konsumen. Tentunya UMKM yang terlibat adalah yang membeli bahanbahan pangan dari petani yang tergabung dengan mitra troli-yur. Â
Semangat kita dalam merealisasikan gagasan tersebut dapat membantu Indonesia mewujudkan kesejahteraan petani dan peternak dan juga berpartisipasi dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
1 Linda. 2018. Kedaulatan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Padi Dunia 2045. jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/4-info-aktual/948-kedaulatan-pangan-menuju-indonesia-lumbung-padidunia-2045. Diakses pada 20 September 2018
Â
2 Gideon, Arthur. 2016. Â Menteri Amran Luncurkan Aplikasi Pertanian Berbasis Smartphone. https://www.liputan6.com/bisnis/read/2685879/menteri-amran-luncurkan-aplikasi-pertanian-berbasis-smartphone. Diakses pada 20 September 2018
3 Aditya Hadi Pratama. 2017. [Update] Kumpulan Startup dan Aplikasi Pertanian di Indonesia. https://id.techinasia.com/kumpulan-emstartupem-dan-aplikasi-pertanian-di-indonesia. Diakses pada 14 September 2018. Â
Â
4 Sharma, Radhika. 2015. 3 Agri Apps That Are Helping Farmers Buy/Sell Produce Effectively. www.networkedinda.com/2015/06/03/3-agri-apps-that-are-helping-farmers-buysell-produce-effectively/. Diakses pada 14 September 2018
Â
5 Gunawan, Depi. 2017. Jalur Distribusi Panjang, Hasil Pertanian Belum Sejahterakan Petani. http://m.mediaindonesia.com/read/detail/125422-jalur-distribusi-panjang-hasil-pertanian-belum-sejahterakan-petani. Diakses pada 14 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H