Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wawancara Imajiner dengan Bos Gangster Bacteria Anthracis

8 Juli 2023   00:46 Diperbarui: 17 Juli 2023   19:23 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bacillus anthracis (sumber: kompas.com) 

Wawancara Imajiner dengan Bos Gangster Bacteria Anthracis

"Salam sejahtera, terimakasih berkenan menerima saya untuk wawancara ini"

"Salam kembali. Saya sebenarnya enggan diwawancara, tetapi untuk kamu saya menyediakan waktu khusus".

"saya merasa terhormat. Mengapa anda mau menerima saya?"

"itu masalah personal. Saya hanya bergaul dengan sedikit manusia, selama hidupku".

"Baiklah. Apakah saya bisa  memulai wawancara ini?"

"Silahkan".

"Wawancara khusus dan eksklusif ini menjadi berharga bagi kami umat manusia, manakala Anda bisa mengkomfirmasi dan menjelaskan apa yang sebenarnya Anda lakukan pada kehidupan manusia di bumi, khususnya bagi kami masyarakat desa dan kota besar. Oiya sebelumnya, Anda  lebih suka saya panggil siapa? Bacillus Anthracis, Antraks atau Bung Antraks? "

"Bung Antraks saja, saya suka itu".

"Bung Antraks, sebagai bos gangster dan pimpinan koloni bangsa bacteria Bacillus Anthracis, sebagaiman kita tahu, selama ini Anda bersama koloni bacteria Anda telah hidup dalam kondisi anaerob di bawah lapisan tanah. Dan itu sudah ratusan tahun, anda jarang tampil ke permukaan bumi. Anda tidak pernah bersentuhan dengan kehidupan kami manusia. Mengapa Anda dan koloni Anda, akhir akhir ini justru berani tampil ke permukaan bumi, masuk ke  tubuh hewan mamalia, lalu membunuh beberapa manusia? ".

"Hemm. Saya suka pertanyaan cerdas itu. Kamu wartawan tahu saja tentang kehidupan kami. Satu hal saya katakan, bahwa ini adalah keniscayaan zaman. Wes titi wancine, saatnya telah tiba".

"Bisa Bung Antraks jelaskan lebih jauh?"

"Kondisi ekologi yang rusak oleh ulah manusia di permukaan tanah, telah mengusik kami bangsa Anthracis yang ratusan tahun tenteram dan damai di dalam tanah. Kondisi lingkungan ku turut kalian rusak, tanpa kalian manusia sadari. Dan kami memutuskan bergerak, sebab aku dan bangsaku harus tetap bertahan hidup. Kami tak mau mati sia sia di dalam tanah yang gerah. Itu alasan kami kaum Antraks, kini saatnya kami mencari tempat kehidupan baru di muka bumi".

"Bagaimana Bung Antraks bisa  mudah beradaptasi dalam lingkungan hidup manusia di permukaan tanah? Bukankah selama ini Anda dan bangsa Antraks tinggal dalam kondisi anaerob?"

"Kalian manusia terlalu sibuk dengan hal hal besar di dunia, saling berebut kekuasaan dan korupsi. Hal hal kecil dan kehidupan yang kalian anggap sepele dan sederhana, kalian remehkan. Kalian tidak tahu bahwa apa yang kalian sebut kesaktian teknologi di muka bumi, justru sebenarnya telah kami kuasai berabad abad lalu, di dalam bumi. Kesaktian teknologi kalian sebenarnya telah kuno, bagi kami bangsa Antraks".

"Maafkan saya kurang paham dengan penjelasan Anda, Bung Antraks. Kesaktian teknologi semacam apa yang bangsa Bung Antraks miliki, kalau boleh saya tahu?"

"Sebenarnya ini rahasia, tidak boleh saya katakan. Tetapi karena kamu jurnalis yang baik, yang bertanya, saya bisa katakan. Kami memiliki teknologi alami untuk hidup di dua dunia, anaerob dan aerob sekaligus. Dengan sedikit trik, kami mampu dengan mudah menjadi bacteria aerob, yang bebas merdeka di permukaan tanah, bahkan terbang melayang di udara, sesuka hati kami".

"Sedikit trik? Maksud Bung?".

"Kami memiliki sistem canggih pertahanan individu, yang kalian sebut spora. Spora itu mirip tabung, cangkang kuat, sekuat mineral baja bahkan lebih kuat lagi. Cangkang itu memberi efek kesaktian, dimana kami terlindung dari suhu sangat tinggi dan suhu sangat rendah. Di dalam tabung cangkang itu, kami tetap hidup, dan bergerak kemana saja, ke tempat yang kami suka, tanpa terluka sedikit pun".

"Luar biasa, itu ilmu kesaktian mirip superman, di dunia manusia. Atau mirip ksatria sakti Antareja, Wisanggeni, Antasena, dan Gatutkaca, dalam mitos cerita pewayangan".

"hahaha..saya tahu, itu cerita wayang yang kalian suka. Benar katamu, kami mirip tokoh tokoh itu, mampu ambles bumi, mampu tahan api, memiliki pusaka sakti sungut api dan mampu terbang tinggi".

"Dan maaf, Bung Antraks. Bolehkah saya tahu, mengapa Anda dan koloni bacteria Anthracis mampu bertahan hidup, walau kami rebus daging sapi yang Anda huni dalam suhu air mendidih? Anda tidak mati. Trik kesaktian apakah itu?".

"itu karena cangkang abadi yang kami miliki. Itu warisan nenek moyang kami, kaum bacteria sakti di perut gunung api, yang memampukan kami bacteria bertahan hidup di suhu ribuan derajat api".

"Bacteria di perut gunung api?".

"Ya, kami semua bacteria jenis anaerob rerata berasal dari nenek moyang di perut gunung api. Dan manakala gunung api meletus, sebagian bangsa kami turut keluar bersama lahar, dan menyuburkan tanah pertanian kalian manusia. Kami berubah menjadi bacteria pendedah tanah. Kalian sebut kami jenis bakteri ramah tanah. Namun sebagian kami melesat menjadi jenis pathogenesis yang menjadi musuh manusia"

"Luar biasa. Jadi maksud Bung, bangsa bung sebenarnya mampu beradaptasi, menyesuaikan lingkungan, menjadi apa saja di permukaan bumi?"

"Begitulah kami. Sehingga saya pun, memiliki sifat alami, dimana orang atau manusia yang tersentuh tanganku, tubuhnya akan melepuh, seperti terbakar oleh api. Itu watak alami kami, bacteria Anthracis".

"Saya jadi paham. Lalu siapakah nenek moyang bangsa Anthracis yang hidup di lava gunung api itu?"

"Sebenarnya ini rahasia. Tetapi karena kamu ingin tahu, saya sebutkan saja. Mereka adalah kaum..sebentar, saya harus mengingatnya. Oiya, mereka para tetua adalah jenis Archaebacteria, atau bacteria purba. Salah satu yang paling sakti mampu hidup di lava bumi adalah jenis Thermophile Bacteria. Itu nenek moyangku sejak di zaman purba".

Ilustrasi Thermophile Bacteria (sumber: wikipedia common)
Ilustrasi Thermophile Bacteria (sumber: wikipedia common)

"Mereka adalah mahkluk hidup atau mikroorganisme juga seperti wujud Bung Antraks, kah?"

"ya. Tetapi kalian manusia, tak semua memahami tentang dunia kami".

"Pertanyaan selanjutnya, kami ingin mengkomfirmasi apakah misi utama bangsa Anthracis? Sebagai bos gangster dan pimpinan koloni Bung Antraks pasti memiliki jawabannya. Sebab dalam beberapa hari terakhir ini, kehadiran koloni Bung Antraks tergolong jahat, membunuh semua mahkluk hidup herbivora, hewan ternak dan kami manusia kalian bunuh. Bisa Anda jelaskan, Bung?"

"Kami bangsa Anthracis tidak bermaksud membunuh, kami hanya menjalankan satu misi, yaitu untuk bertahan hidup. Dengan cara beradaptasi dengan lingkungan"

"Tetapi, faktanya kawan kawan Bung Antraks sendiri telah membunuh manusia, dan itu apakah tujuan misi Bung yaitu bermusuhan dengan manusia?".

"Tidak persis begitu"

"Bisa lebih dijelaskan lebih lanjut, Bung?"

"Bangsaku kaum bacteria tidak mengenal etika moral seperti dalam bangsa manusia. Untuk bertahan hidup, kami makan dari apa yang ada di sekitar, bukan khusus membunuh manusia. Jika ada manusia terbunuh, itu bukan kekeliruan kami. Sebab sifat dasar kami kaum bacteria Anthracis adalah bangsa penjelajah yang menyerang apa saja. Kami bukan kaum lemah, yang mudah pasrah oleh tekanan keadaan. Kami ditakdirkan untuk hidup dengan cara itu. Harap jangan salahkan kami, lebih baik manusia menjauh dari kami. Sekali lagi harap dicatat, bahwa kami hidup bukan untuk mencari musuh".

"Apakah kaum bacteria Anthracis tidak takut dimusnahkan oleh manusia?"

"hahaha. Justru itu tindakan bodoh. Sebagai pimpinan koloni saya pastikan, bahwa manusia tak mungkin mampu memusnahkan kami. Malahan beberapa orang di bumi berkonspirasi, untuk menjadikan kaum Anthraks, sebagian anak buahku, sebagai senjata biologis. Tahukah kamu sebagai wartawan akan hal itu? Jadi, sebenarnya yang kalian sebut jahat itu siapa?".

"Jika boleh meminta saran Anda, Bung. Sebaiknya sikap manusia bagaimana?"

"Aku tidak tahu. Tetapi pesanku, jangan memusuhi bangsa kami, sebab kami bukan pencari musuh"

"Jadi menurut Bung. apakah kalian bermaksud hidup berdampingan dengan manusia?"

"Sebagai pimpinan bacteria Antraks, kami ingin begitu. Tetapi semua ini tergantung pada kalian bangsa manusia sendiri. Jika kalian bersahabat, kami bersahabat. Jika kalian memusuhi kami, kami melawan. Semudah itu",

"Apa senjata andalan bangsa Antraks, bung. Maaf menanyakan, mungkin ini hal sensitif."

"Tak ada yang kurahasiakan, karena kamu yang mewawancariku, bukan orang lain".

"Bisa Bung Antraks sampaikan jenis senjata andalan itu?"

"Senjata khusus, kami tak punya. Tetapi divisi khusus dengan kemampuan khusus, kami memiliki tiga koloni"

"Tiga koloni dengan kemampuan khusus?"

"Ya. Mereka adalah pasukan khususku. Satu koloni Cutaneous Anthrax (Antraks kulit), dua koloni Pulmonary Anthrax (Antraks Paru), tiga koloni Gastrointestinal Anthrax ( Antraks saluran pencernaan atau usus). Tiga pasukan khususku itu sangat berbahaya bagi hewan ternak dan manusia. Sebaiknya kalian manusia waspada. Waspadalah. Itu pesanku".

"Mengakhiri wawancara ini, apakah ada pesan khusus yang ingin Bung Antraks sampaikan kepada khalayak yang nantinya membaca hasil liputan wawancara khusus ini?"

"Pesanku, bahwa kami kaum bacteria Antraks tak mungkin kalian musnahkan. Sudah berabad abad kami eksis di bumi bersama  mahkluk hidup lainnya. Mari berbagi ruang kehidupan, dan tidak saling  mengganggu. Jika kalian bersahabat, kami bersahabat. Jika kalian memusuhi kami, kami melawan."

"Baik, saya berterimakasih atas waktu dan wawancara ini, Bung Antraks."

"Saya juga berterimakasih. Kamu wartawan yang baik. Semoga kamu sukses".

"Terimakasih. Sampai jumpa lagi di lain waktu, Bung Antraks. Salam sukses kembali".

SELESAI  *Wawancara ini adalah fiktif,

ilustrasi bacillus anthracis (sumber: wikipedia common) 
ilustrasi bacillus anthracis (sumber: wikipedia common) 
untuk hiburan 

* D Wibhyanto/ penulis adalah pencinta bidang seni sastra, budaya dan sosial, tinggal di Jakarta. 

D Wibhyanto / dokumen pribadi
D Wibhyanto / dokumen pribadi

BACA Ya: Waspada Antraks di Gunungkidul dan Pencegahannya pada Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun