Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jika Pejabat Negara Anti Kritik, Itu Pertanda...

7 Juni 2023   07:49 Diperbarui: 8 Juni 2023   05:50 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Anti Kritik, sumber design Canva/sumber photo freepik.com 

Berkomunikasi secara terbuka: Jalinlah komunikasi terbuka dengan publik dan sampaikan secara jelas bagaimana pejabat negara merespons kritik yang diterima. Sampaikan langkah-langkah yang diambil untuk menangani masalah yang dikritik dan jelaskan proses yang terlibat dalam membuat keputusan atau kebijakan.

Perbaiki dan bertindak: Menggunakan kritik sebagai landasan untuk perbaikan dan tindakan adalah sikap yang bijaksana. Pejabat negara harus menunjukkan kesediaan untuk mengubah kebijakan atau tindakan yang tidak efektif, dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja mereka.

Sikap yang bijaksana terhadap kritik oleh pejabat negara adalah penting dalam membangun kepercayaan publik, memperkuat akuntabilitas, dan mempromosikan pemerintahan yang responsif. Dengan menerima dan menanggapi kritik dengan sikap yang terbuka, pejabat negara dapat memperkuat demokrasi dan membangun hubungan yang lebih.

Sebaiknya kita semua, terutama para pejabat negara, senantiasa ingat pada pesan moral dan kritik sosial yang pernah disampaikan penyair Wiji Thukul yang menentang rezim otoriter orde baru. Di antaranya: (dikutip dari SUMBER)

""Bila rakyat tidak berani mengeluh itu artinya sudah gawat, dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah kebenaran pasti terancam."

"Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli, apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu."

"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: lawan!"

Selesai *Penulis adalah mantan mahasiswa Fisipol UGM 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun