Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting - Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode #4)

14 April 2023   10:38 Diperbarui: 22 April 2023   12:10 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Dua orang yang tadinya memegang kepala topeng Barong dan ekor Barong, tampak bergelimpangan ke tanah. Lalu kejang-kejang, ndadi. Debu tanah mengepul di arena pertunjukan itu. Dua orang yang tadinya memegang kepang anyaman bambu motif celeng, berlarian kencang menerabas bagai babi liar hendak keluar arena pertunjukan.

       Akan tetapi usaha itu terhenti karena dicegat beberapa orang pawang yang berjaga di beberapa titik dekat penonton. Para penonton yang penuh mengelilingi arena pertunjukan itu bertepuk tangan.

            Di kawasan Puserwening, termasuk di Banyubiru, Rejoso, Bejalen, dan sekitarnya, semua orang tahu bahwa pertunjukan Kuda Lumping bisa menjadi sangat berbahaya jika dilanggar wewaler atau aturan pertunjukannya. Wewaler itu adalah: tidak boleh ada penonton yang memakai baju merah, dan tidak boleh ada yang menyuarakan siulan keras atau bunyi peluit. Jika wewaler itu dilanggar maka hal itu bisa memicu kemarahan dhanyang atau dhemit yang sedang menyurupi raga para penari.

            Seperti bisa diduga, bahwa di tengah pesta kesenian yang meriah selalu ada pihak yang usil mengacaukan suasana. Begitu juga di pertunjukan Kuda Lumping ini. Di tengah para pemain mulai kesurupan dan ndadi lupa diri, tiba-tiba dua tiga orang berbaju merah muncul di tengah penonton berjoget joget seolah mengejek para pemain. Sebagian penonton lainnya bersuit suit keras dan membunyikan peluit bambu. Tak ayal seketika itu juga, dalam sorot mata yang liar, beberapa pemain Kuda Lumping berlarian mengejar dan menubruk para pembuat onar itu. Gerakan mereka seperti tak bisa dikendalikan lagi.

*** 

(BERSAMBUNG ke Episode #5   )

( Sebelumnya, di Episode #3 )

Cover Image episode #4 by D.Wibhyanto / Dok.pri 
Cover Image episode #4 by D.Wibhyanto / Dok.pri 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun