Mohon tunggu...
Apriliana Jumiyati
Apriliana Jumiyati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Sarjana Teknik Sipil - NIM 41124010091 - Fakultas Teknik - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

31 Oktober 2024   21:13 Diperbarui: 31 Oktober 2024   21:22 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kalau tidak ikut melakukan,

tidak kebagian pendapatan,

kelaparan akhirnya.

Namun sudah menjadi kehendak Allah,

sebahagia-bahagianya orang yang lupa diri,

masih lebih bahagia yang ingat dan waspada.

Bait ini menggambarkan keadaan di mana orang yang hidup di "jaman edan" akan kesulitan untuk tetap teguh pada moral dan prinsip hidup yang baik. Istilah Ewuh aya ing pambudi menandakan bahwa di masa tersebut, sulit bagi seseorang untuk bertindak benar karena masyarakat telah tercemar oleh tindakan amoral dan materialisme. Seseorang yang memilih tidak ikut "edan" atau "gila" mungkin menghadapi kesulitan ekonomi dan bahkan kelaparan (kaliren wekasanipun). Namun, di akhir bait, Ranggawarsita menyampaikan harapan bahwa kebahagiaan sejati ada pada orang yang "eling lan waspada" (ingat dan waspada) karena mereka mempertahankan integritas moralnya.

Konsep Kebahagiaan Sejati Menurut Ranggawarsita

Ranggawarsita menutup bait tersebut dengan refleksi filosofis tentang kebahagiaan sejati yang diperoleh dari kesadaran dan kewaspadaan moral, bukan dari harta atau kepemilikan duniawi. Dalam hal ini, beliau menekankan pentingnya hidup dengan kesadaran yang tinggi akan moralitas dan kepercayaan pada takdir Allah. Filosofi ini berakar pada pandangan dunia Jawa yang percaya pada keseimbangan antara materialisme dan spiritualisme.

Implikasi dan Relevansi Sosial

Bait ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat yang moralnya terdegradasi, orang yang memilih untuk mengikuti arus "jaman edan" mungkin merasakan kemudahan sementara, tetapi konsekuensinya adalah ketidakbahagiaan yang sejati. Hal ini relevan dengan situasi di Indonesia di mana banyak individu dan pejabat tergoda untuk melakukan tindakan korupsi demi kepentingan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun