Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Noormah (Bagian Dua)

18 Oktober 2020   04:20 Diperbarui: 18 Oktober 2020   04:30 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Halusinasi?"

"Bukan, orang sampe tak elap kaca mobilnya itu pake kain basah, tapi gak ilang muncul lagi,"

"Masak sih?"

"Tuhan lah yang tau dan akan menghukum Bapak kalau bapak bohong sama kamu,"

"Oke, trus?"

"Karena gak bisa konsentrasi bawa Mobil, akhirnya Bapak memutuskan untuk pulang ke Kampung,"

"Menjumpai Noormah?"

"Iya, dan begitu Bapak sampai di Kampung, ternyata orang sudah banyak berkumpul di rumah Noormah,"

"Kenapa? Noormah meninggal?"

"Bukan, mereka semua udah mempersiapkan acara pernikahan Bapak sama Noormah,"

"Waduuh, Bapak menikah tanpa persiapan ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun