Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Harta dan Takhta, Haruskah Ada Wanita? (Part 2)

6 Maret 2023   13:11 Diperbarui: 6 Maret 2023   13:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Pixabay.com 

Ilustrasi gambar oleh Pixabay.com 
Ilustrasi gambar oleh Pixabay.com 


Bagas mulai beralasan sibuk setiap aku memintanya mengantar ke suatu tempat. Dia selalu beralasan ada pekerjaan setiap aku minta datang ke rumah. Perhatian dan kasih sayangnya pun mulai berkurang.


Aku bisa merasakan itu. Bagas tak lagi seperti yang dulu. Dia mulai berubah sejak memiliki komunitas baru.


Lebih parahnya lagi, Bagas selalu mengelak bila kutanya aktivitas kesehariannya akhir-akhir ini. Dia selalu bilang baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan dirinya. Sementara, aku selalu menerima informasi-informasi dari teman dekatku berkaitan dengan aktivitas Bagas.


"Sudahlah, nggak usah terlalu posesif gitu. Aku mencintaimu Ririe, nggak akan menyakiti kamu. Apa kamu masih ragu? Lagian, dari mana kamu dapat info? Bisa dipercaya nggak?" ucap Bagas suatu hari.


"Entahlah, siapa yang harusnya lebih aku percaya, kamu yang selalu mengelak atau temanku yang selalu mengirimkan bukti perselingkuhan kalian?" jawabku tegas sambil berdiri.


Aku berlalu dari meja kafe dan meninggalkan Bagas. Dia hanya diam. Setelah aku agak jauh, dia baru mengatakan beberapa  kalimat sambil berteriak.


"Ririe, aku mencintai kamu. Siapa yang lebih pantas kamu percaya? Pikirkan itu, Ri!"


"Entahlah, aku hanya nggak mau terluka lagi. Dulu, kamu yang meminta aku membuka hati. Dan kini, setelah aku juga mencintaimu, mengapa harus ada dia?" Aku tak peduli lagi di kafe itu ada pengunjung lain atau tidak.


"Ri, tunggu! Kita bicarakan dulu di sini!" pinta Bagas sambil berusaha mengejarku.


"Biarkan aku sendiri, entah sampai kapan menghabiskan sisa rasa ini." Kututup kaca mobil tanpa sedikit pun melihat ke arah Bagas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun