Yuda pun sering memberi info pada Any berkaitan dengan penyembuhan penyakit jantung. Antara Yuda dan suami Any sama-sama menderita penyakit jantung. Mereka saling bertukar informasi dan saling menyemangati.
Tak ada lagi getar-getar rasa di antara mereka. Tak ada lagi ucapan atau kalimat saling menggoda yang dilontarkan. Batas-batas yang telah tercipta mampu mereka genggam agar tidak terjadi penyesalan.
Cinta memang tak menyatukan mereka dalam ikatan perkawinan, tetapi dengan tetap bersahabat dan bertetangga, cerita mereka akan lebih abadi.
Suatu hari, Any ingin sekali bertemu dengan Yuda. Kebetulan juga motornya butuh perawatan dan ada beberapa onderdil yang harus diganti. Any percaya bahwa Yudalah yang lebih paham mengenai mesin motornya.
Setelah berusaha menghubungi beberapa kali lewat gawai, akhirnya mereka tersambung.
"Pak De, apa kabar? Kok aku lewat bengkel selalu tutup gak dibuka-buka? Sakitkah?" tanya Any. Sengaja ia memanggil Pak De karena anak-anaknya begitu memanggilnya.
"Iya, Bu. Ini aku habis operasi, ada batu di ginjalku dan harus diangkat. Sementara belum buka dulu," jawab Yuda. Dia tak lagi memanggil Any sejak masing-masing memiliki anak sama-sama besar.
"Lhoh, sudah operasi? Semoga lekas pulih, ya, Pak De. Semoga bengkelnya segera buka," doa Any mengiringi.
"Aamiin. Makasih, Bu. Nanti kalo sudah benar-benar pulih baru buka lagi bengkelnya. Ini juga lagi nunggu jadwal operasi pasang ring di jantung. Doakan lancar, ya," pinta Yuda.
"Ya Allah, Pak De. Sampai pasang ring juga?" tanya Any tak percaya.
"Iya, Bu. Doakan saja semua lancar, ya. Gimana suamimu? Semoga sehat-sehat selalu, ya."