"Begitukah? Aku sebenarnya kasihan Any juga, aku selalu menjauhinya. Untung dia sabar, nggak marah-marah. Nggak manja," cerita Yuda.
"Pulanglah, kasihan Any. Dia pasti ingin kamu ada di dekatnya. Dia pasti butuh kamu. Pulang, gih!" suruh Any.
Yuda menatap Any tajam. Entah apa yang ada di benaknya. Dia tak berkata sepatah kata pun.
"Makasih, Any. Aku pulang. Kamu baik-baik, ya!"
Any menetap punggung Yuda dengan nanar. Entah apa juga yang ada di benaknya. Hanya sepatah kata yang keluar dari bibirnya dengan lirih.
"Berbahagialah, Kawan!"
***
Roda waktu berputar tak pernah bisa dihentikan. Berbagai peristiwa dan kisah terjadi silih berganti. Ada bahagia, tawa, canda, duka, nestapa, sedih, dan kecewa.
Kisah cinta antara Any dan Yuda mungkin telah terhenti. Namun, entah dalam hati mereka. Persahabatan yang dibangun pun cukup kuat. Meski tak saling mengunjungi, tetapi selalu ada kabar tentang perjalanan mereka mengarungi kehidupan.
Any pun telah menikah dan dikaruniai dua putri. Begitu juga Yuda, memiliki dua putri yang sama-sama manis. Dalam keseharian, mereka memang sering bertemu dan saling menyapa. Tampaknya tak ada lagi yang istimewa.
Yuda berhasil membuka bengkel sepeda motor sesuai dengan harapannya. Any, istri Yuda, bekerja di sebuah perusahaan roti. Mereka tinggal di rumah Yuda bersama keluarganya.Â
Sementara, Any pun telah menikah dengan lelaki dari kota sebelah. Mereka tinggal di kota suaminya itu untuk mencari tempat yang lebih baik. Namun, setelah suaminya terkena PHK, Any mulai berusaha dan mengirim hasil produksinya hingga ke daerah dekat rumah orangtuanya. Tak heran jika Any sering bertemu dengan Yuda.