Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mahasiswi Pilihan

27 April 2020   19:45 Diperbarui: 27 April 2020   19:46 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

Sampai di depan ruangan, kami berhenti sejenak membaca pengumuman yang ditempel di dinding. Dari situ, aku baru tahu kalau akan ada kegiatan untuk mahasiswa baru.

"Jadi acara kita nanti dua hari satu malam. Acara kita hanya keakraban saja. Nggak ada perpeloncoan. Percaya kami, deh!" penjelasan Mas Sofyan. Senior dua tingkat di atas kami yang tiba-tiba berdiri di antara aku dan Biyan.

Makin tak sabar rasanya, ingin segera ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Terbayang sudah keseruan yang bakal terjadi. Lagipula, ini acara pertama bagi mahasiswa baru.

"Dik, segera daftar, ya! Dan ajak teman-teman yang lain buat daftar, biar banyak yang ikut! Biar meriah acara kita," pinta Mas Edwin, ketua panitia.

"Iya, Mas, saya sampaikan ke teman-teman dulu, pendaftaran terakhir masih dua minggu lagi, 'kan?" tanyaku. Mas Edwin hanya mengacungkan jempol.

***

Tibalah hari yang dinanti. Kami berangkat Sabtu pagi dari kampus, menuju lokasi di daerah Pacet, Mojokerto. Perjalanan yang lancar dan tidak mengalami kendala menjadikan kami sampai di lokasi tepat waktu.

Panitia sebelumnya sudah membagi peserta menjadi beberapa kelompok. Bercampur antara lelaki dan perempuan dalam setiap regu. Ruang tidur antara mahasiswa dan mahasiswi pun terpisah. Saat panitia memberi arahan, hal inilah yang dipermasalahkan Deny.

"Mohon ijin senior, mengapa tidurnya tidak  per kelompok saja sekalian? Biar kelompok kami bisa lebih kompak dan akrab?" tanya Deny sambil mengangkat tangan kanan. Spontan yang lain tertawa sambil mendorong tubuh Deny yang kurus itu.

 "Dari pada susah-susah membagi lagi, 'kan lebih baik sesuai dengan kelompok ini saja, bukan begitu teman-teman?" lanjut Deny sambil tertawa tidak mau disalahkan.

Mas Edwin selaku ketua panitia yang dari tadi diam mendengarkan penjelasan, tiba-tiba mengangkat kedua tangannya. Menenangkan para mahasiswa yang tertawa riuh, sambil tersenyum penuh wibawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun