Mohon tunggu...
Anwar Fahmi
Anwar Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Antasari Banjarmasin

Suka baca buku motivasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cinta Seperti Sebuah Penderitaan

19 Juni 2024   10:49 Diperbarui: 19 Juni 2024   11:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Cintamu telah menjadikanku

Letih dan lusuh tanpa tenaga

Aku tak bisa makan saat siang meraja

Dan tak bisa tidur malam harinya

Sungguh cintamu telah mengubahku

Menjadi musuh yang paling buruk

Bagi diriku"

 

Syair di atas merupakan gambaran cinta yang sangat indah, meski secara umum diyakini bahwa tidak makan di siang hari dan tidak tidur di malam hari adalah suatu masalah, apalagi jika itu menjadi musuh terburuk bagi diri sendiri. Namun bagi Rumi, inilah indahnya cinta, di dalamnya terkandung keinginan untuk memperbaiki suatu hal yang buruk menjadi baik. [7] Hal-hal tersebut mungkin terlihat sebagai suatu keburukan yang akan mendatangkan penderitaan, namun bagi seorang pencinta hal tersebut malah terasa indah tanpa ada sedikitpun rasa penderitaan. 

 

Kaum sufi dalam menggambarkan sebuah cinta seringkali dikaitkan dengan cinta yang bukan penuh tawa, tetapi cinta yang menderita akibat memiliki rasa rindu yang terus-menerus. Metafora yang cocok digunakan untuk istilah cinta ialah api yang melelehkan segala sesuatu menjadi murni. Api peleburan, api yang membakar diri dalam kefanaan (fana), sehingga melahirkan wujud baru yang sesungguhnya (baqa). Rumi pun pernah mengalami hal seperti ini, Rumi begitu menderita atas kerinduan terhadap gurunya, yang bermana Syams Tabrizi, kemudian kerinduannya ini menjadi jembatan cintanya kepada Tuhan. Seorang manusia yang belum menjadi makhluk memberikan respons terhadap pertanyaan Alastu bi-rabbikum (Bukankah Aku Tuhanmu?) dengan kata "bala" (Ya, memang) (QS Al-A'rf [7]: 172). Berarti manusia sudah siap menerima semua penderitaan (bal) yang akan menemuinya dalam pengabdian kepada Tuhan. Bagi kaum sufi inilah jalan cinta,[8] seperti kata Rumi dalam Diwan Syams Tabrizi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun