Yang dipancarkan oleh Sang kekasih"Â
Â
Terdapat dalam pembukaan kitab Masnawi: Someone asked, "What is love?". I answered, "you will know when you become (lost in) me!" [4] "(Bagaimanakah keadaan seorang pencinta?" Tanya seorang lelaki. Kujawab, "jangan bertanya seperti itu; bila engkau seperti aku, tentu engkau pun tau ketika Dia memanggilmu, engkaupun akan memanggil-Nya)".[5] Â Cinta tidak bisa dijelaskan dengan pasti lewat kata-kata karena tidak ada pengertian cinta yang lebih jelas dari cinta itu sendiri. Melalui karya-karyanya, Jalaluddin Rumi berusaha memberikan arahan tentang makna dari "cinta" melalui syair-syair ciptaannya. Namun, dalam karya-karyanya Rumi tidak menjelaskan dengan jelas mengenai apa itu cinta, dia lebih sering menggunakan perumpamaan-perumpamaan dari hal-hal yang dapat dilihat dan dirasakan olehnya.[6] Cinta sebenarnya ialah cinta yang mampu menjaga apa yang dicinta, serta dapat merubahnya ke arah yang lebih baik, Jalaluddin Rumi pernah mengatakan:
Â
"Sungguh, cinta dapat mengubah yang pahit menjadi manis,Â
debu menajadi emas, keruh menjadi bening,Â
sakit menjadi sembuh, penjara berubah telaga,Â
derita beralih nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat".
Â
Jalaluddin Rumi memahami cinta sebagai sebuah jalan menuju kesempurnaan. Ia juga sebagai jalan untuk membersihkan diri sehingga dapat mengantarkan manusia sampai kepada Tuhannya. Jika manusia mulai menjauh dari hal-hal spiritual (termasuk cinta di dalamnya), maka hari demi hari dunia ini akan semakin penuh dengan tindak kekerasan, hilangnya cinta kasih dan akan semakin banyak manusia yang melupakan Tuhan.
Â