dan jika sanggup menerka alam, kearah mana angin bergerak?
kegulir waktukah yang letih menebak setiap keinginan alam
lalu Angin apakah yang ditiup dari ketinggian tempat tidurnya gunung
seperti misteri hujan yang terulang kesilam waktu yang sudah terbuang.
Siapa yang bisa membuat doa lebih bersemangat daripada kata-kata
tubuhnya kaku makin terdiam dalam nafas yang tak tertahan
Siapa yang tersenyuman di balik diwajah gigil basahnya
Seperti warna cahaya, tak ada batas seperti penyerahan itu!
ketidak berdayaan telah melupakan hijau kilauan dan kesejukan embun
Dia bukan nelayan, bukan pula pelayat,
dia adalah pemancing, sang penikmat malam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!