Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Pembuat Brownies

13 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan kau adalah?" tanyaku kemudian.

"Aku Rafael. Kami bertemu saat dia sedang berlibur minggu lalu."

***

Jam di kedai kami menunjukkan pukul tujuh malam ketika akhirnya Arlene turun dari lantai atas ruko yang kami sewa ini. Tangannya memegang sebuah nampan dengan beberapa loyang kue di atasnya. Wajahnya tampak lelah dan pada pakaiannya terdapat beberapa bercak noda tepung dan coklat.

"Dia sudah pulang?" tanya Arlene ketika tubuhnya berhadapan denganku. Ketika Rafael tiba di cafe beberapa jam sebelumnya, kuputuskan untuk memberitahu Arlene. Anehnya, gadis itu malah menolak untuk menemui pria tersebut dan memintaku mengarang berbagai alasan mengapa dia tidak mau menemui Rafael.

"Setengah jam yang lalu," jawabku sembari mengambil loyang-loyang di atas nampan yang dipegang Arlene. Empat buah brownies dengan wangi yang sangat menggoda kini sudah berada di salah satu rak pajangan kedai kami.

"Syukurlah. Bagaimana menurutmu?" tanya Arlene lagi.

"Pria yang menarik. Pintar mengambil hati lawan bicaranya." Aku berusaha memberikan jawaban seobjektif mungkin. Berat sebenarnya bagiku untuk mengakui hal ini. Namun memang pada kenyataannya Rafael adalah sosok yang jelas akan membuat perempuan seperti Arlene jatuh cinta. Dia tampan dan berwawasan luas. Berbicara dengan pria itu selama nyaris satu jam membuatku merasa sangat terintimidasi.

"Kau benar-benar tidak ingin bertemu dengannya lagi?" tanyaku kemudian pada Arlene.

Arlene terdiam sebentar. Kemudian, sambil melangkahkan kakinya menuju pintu kedai, ia berkata, "Mungkin nanti, Francis. Tapi tidak untuk sekarang."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun