Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Pembuat Brownies

13 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:19 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pulang dari liburannya sepuluh hari yang lalu, nyaris setiap hari dihabiskan Arlene dengan mendekam di dapur pribadinya. Tentunya dia tak menghabiskan seharian di sana. Hanya saja setiap kali dia datang ke kedai --Arlene biasanya datang ke kedai pukul 2 siang- maka dia akan langsung masuk ke dapur pribadinya di lantai atas ruko. Apa yang dilakukannya di tempat tersebut, jelas aku sudah tahu. Namun yang cukup mengkhawatirkanku adalah bagaimana dia sanggup menghabiskan sepuluh hari di tempat itu lalu keluar tanpa berbicara sepatah kata pun kepadaku.  

Semuanya bermula ketika partner kerjaku itu pulang dari liburannya. Arlene, gadis muda pemilik kedai kue terlezat (ini sebenarnya penilaian subjektif) di kota kami itu memutuskan berlibur sejenak setelah nyaris setahun disibukkan dengan bisnisnya. Selama satu minggu penuh Arlene menikmati liburannya tanpa diganggu urusan pekerjaan. Selama satu minggu itu pula dia tak memberi kabar apapun padaku. Kemana saja dia berlibur? Apa yang dilakukannya selama liburan? Semuanya tak kuketahui.

Bahkan ketika aku bertanya kepada keluarganya tentang kabar Arlene, mereka pun sama tidak tahunya denganku. Rupanya Arlene ingin liburannya kali ini benar-benar menjadi waktu privat baginya. Dan aku, sebagai partner mendapat wewenang penuh untuk menjaga kedai selama ia pergi. Sebuah hal yang sangat membosankan, terutama mengingat aku sangat terbiasa dengan keberadaannya.

"Francis, jemput aku sekarang."

Suara khas milik Arlene terdengar kembali setelah satu minggu penuh ia menghilang. Saat itu aku sedang sibuk merapikan ruanganku setelah seharian mengurusi A & F Bakery, kedai kue yang kami dirikan dua tahun yang lalu itu. Usai mendengar suara tersebut, dengan sigap aku segera meraih kunci mobil yang tergeletak di salah satu sudut meja. Satu minggu tak bertemu dengan si mungil yang pintar memasak itu membuat rasa rinduku sampai ke ubun-ubun.

"Bagaimana liburannya?" tanyaku pada Arlene dalam perjalanan pulang kami. Ketika menjemputnya tadi sempat kuperhatikan warna kulit Arlene lebih kecoklatan dari yang biasanya. Besar kemungkinan Arlene menghabiskan liburannya dengan berjemur di pantai.

Selama beberapa detik pertanyaanku hanya menggantung di udara. Kutolehkan wajahku ke arah gadis yang duduk di sampingku itu. Tampak olehku Arlene yang sedang menyandarkan kepalanya ke bantalan yang ada di jok. Geliginya tampak sibuk menggigit kuku jari tangannya. Hal yang selalu dilakukannya jika sedang berpikir.

"Arlene? Hei! Kau tidak apa-apa?" tanyaku kemudian sambil menjentikkan jariku di hadapannya. Membuat Arlene seketika kembali ke dunia nyata.

"Owh, maafkan aku. Ada apa, Francis?" tanyanya kemudian.

"Bagaimana liburanmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun