Mohon tunggu...
Anthony Tjio
Anthony Tjio Mohon Tunggu... Administrasi - Retired physician

Penggemar dan penegak ketepatan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengertian Imlek dari Awalnya

31 Januari 2019   09:37 Diperbarui: 2 Februari 2019   00:21 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampion Imlik. (gambar dari Paul Louis)

Apakah arti kata Barong tersebut? Dari kata Barong Sai. Bila diperiksa di Wiki, etimologi Barong katanya dari Bahruang yaitu beruang, tentunya tidak cocok bila beruang yang menjadi singa.

 

Permaisuri Sri Mahadewi Sasangkajacihna Kang Cing Wie asal dari Hokkian, beliau dari Cina yang tiba di Bali pada zaman runtuhnya Dinasti Song karena kapal perdagangan yang ditumpangi terdampar disana. Orang-orang Cina itu membawakan bersama mereka kebiasaan kehidupannya kemana saja, dengan semestinya juga tradisi perayaan Imlek mereka yang selain makanan tentunya keramaian festival yang dikepalai dengan "Tari Sembahyang Menggoda Singa", yang dalam dialek pembicaraan orang Hokkian adalah Pai Lang Sai.  Menjadikan kosa kata Ba-rong Sai tersebut.

 

Imlek sudah disebut Sin Cun yaitu Musim Semi Baru, sejak penggantian kalender dari sistem Lunisolar ke sistem Solar pada tahun 1914 di Tiongkok. 

 

Pada Imlek bakal terdengar dan terlihat kata-kata "Gong Hee Fat Choi" dimana-mana, ini merupakan ucapan umum dari pedagang orang Kanton di Hong Kong yang semata-mata mengharapkan banyak untung dan rejeki, ucapan yang sebenarnya menyimpang dari konteks Hari Raya Imlek.

 

Yang layak mengucapkan Selamat Imlek adalah mengharapkan sekeluarga semoga selalu "Sehat walafiat, Sejahtera, dan Selamat" di sepanjang tahun yang mendatang, dengan ucapan Hoakiao orang Tanglang yang asalnya dari Hokkian: Selamat Musim Semi Baru, "Sin Cun Kiong Hie".

Bacaan yang bersangkutan:

https://www.kompasiana.com/anthonytjio/58902fe04f7a616330cafef3/adanya-simbol-binatang-shio-dalam-imlek

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun