10. Repackage Training
Pernah lihat iklan keren menyabut 40 tahun Disney yang berjudul "From Our Family to Ours"? Iklan ini menggambarkan bagaimana ide dari Disney harus dikemas secara berbeda dari generasi ke generasi.
Audiensnya tetap terkoneksi dengan tokoh-tokoh Disney, hanya saja, cara "menyentuh" nya sudah berbeda. Kondisi pun mengharapkan, konten yang sama dikemas secara fleksibel, sesuai keadaan. Baik audiens ataupun metodenya. Kita ambil contoh Tony Robbins yang bisa jadi "role model"bagus dalam hal ini.
Umumnya ribuan bahkan kadang puluhan ribu orang hadir dalam workshopnya secara offline. Misalkan program Date with Destiny. Namun, gara-gara pandemi, program ini pun harus dikemas ulang menjadi virtual.
Hebatnya, kehebohan Toby Robbins tetap dapat dirasakan. Jumlah pesertanya bahkan mencapai puluhan ribu dengan peserta dari berbagai belahan dunia. Menjangkau lebih banyak audiens di berbagai wilayah yang selama ini sulit terjangkau.
Fakta ini menjadi tantangan bagi para trainer ataupun praktisi training yang skeptis dan meragukan "efektivitas training virtual". Artinya, dengan kemasan yang tepat, training-training dengan konten yang sebelumnya telah dilakukan, perlu dikemas ulang menjadi lebih menarik. Itulah yang lantas diharapkan oleh banyak perusahaan, organisasi dan klien.
Dari salah satu global leader yang diwawancarai oleh Allied Market Research di tahun 2021, soal peningkatan belanja virtual training di Asia dari 54,28 milyar US$ menjadi 227,12US$ di tahun 2030, dikatakannya, "Konten yang sama masih diperlukan, hanya saja kemasannya perlu disesuaikan dengan kondisi jaman". Itu pula yang menjadi tantangan konten training di Indonesia.
So, begitulah 10 trend dunia pembelajaran, training serta pengembangan yang khususnya akan dialami di Indonesia, memasuki 2022 ini. Sebenarnya, kondisi ini tidaklah berbeda jauh dengan berbagai isu global yang dihadapi oleh berbagai perusahaan di berbagai belahan dunia lainnya.
Kalimat terakhir yang mungkin tepat untuk menggambarkan situasi ini adalah, "Jika dulu, training dan pembelajaran adalah peserta yang harus hadir di tempat belajar yang disediakan. Kini, kitalah yang harus hadir untuk menyajikan pembelajaran di depan mata mereka"
Salam Antusias!
Oya, jika Anda tertarik untuk membaca dalam bentuk EBOOK-nya secara gratis, silakan daftar ke link berikut ini: