Mohon tunggu...
Anthony Dio Martin
Anthony Dio Martin Mohon Tunggu... Human Resources - WISE (Writer, Inspirator, Speaker, Entepreneur), CEO HR Excellency - MWS Indonesia, Penulis 18 Buku, Ahli Psikologi, Profesional Coach

Anthony Dio Martin, WISE (writer, inspirator, speaker dan entepreneur) dan juga ICF certified executive coach, yang dijuluki "The Best EQ Trainer Indonesia". Beliau penulis 18 buku dan lebih dari 25 CDAudio. Salah satu bukunya menerima penghargaan MURI. Beliau pernah memandu beberapa program motivasi di TV kabel, saat ini punya siaran rutin program radio “Smart Emotion” di SmartFM. Youtube: anthony dio martin official IG: anthonydiomartin Kontak & info: 021-3518505 atau 3862521 atau email: info@hrexcellency.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Training Kecerdasan Emosional (EQ) di Perusahaan, buat Apa? Inilah 7 Alasannya!

2 Februari 2020   17:41 Diperbarui: 2 Februari 2020   17:46 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 7. Leadership Management

Kepemimpinan tak pernah lepas dari mengelola orang. Justru disitu kuncinya. Apalagi, saat ini para leader banyak berurusan dengan milenial yang kebutuhan afeksi (emosional) sangat tinggi. Maka, leader pun butuh cerdas emosi. Banyak pimpinan tak cerdas emosi yang menyebabkan turn over (angka minggatnya karyawan) menjadi tinggi. Pimpinan, jaman sekarang dituntut memiliki CARE yang tinggi. Yakni, Concern, Attention, Relation serta Emotion dengan timnya. Pemimpin-pemimpin yang gagal membangun ikatan emosional dengan anggota timnya, dengan mudah akan kehilangan mereka. Sebaliknya, banyak anak buah yang bertahan, justru karna merasa "nyaman" dengan pimpinannya.

Lantas, bagaimana EQ bisa membantu para leader? Pertama-tama, EQ mengajarkan untuk menyeimbangkan antara logika dan emosi. Bahkan, salah satu definisi EQ menurut Peter Salovey, penciptanya EQ adalah "menggunakan emosi untuk pengambilan keputusan yang bagus". Leader yang baik, jutru menggunakan unsur emosi buat keuntungan diri dan timnya. Termasuk, kemampuan leader untuk memberikan apresiasi sebagai bentuk dukungan emosi. 

Bahkan, saat ini program EQ bagi leader juga memasukkan konsep "Growth Mindset" yang selaras dengan pemikran EQ. Konsep Growth Mindset yang dikembangkan oleh psikolog asal Stanford University, Carol Dweck mengungkapkan bahwa, beda dengan kemampuan IQ yang perkembangannya ada batasnya, EQ masih bisa dilatih. Jadi, leader pun belajar percaya soal dirinya dan timnya. Yakin, ia dan tim masih bisa terus berkembang dan belajar.

Begitulah, pengalaman selama 18 tahun lebih menyelenggarakan training kecerdasan emosional (EQ) di berbagai perusahaan nasional dan multinasional. Pengalaman itu menguatkan dan membuat kita yakin. Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan disupport organisasi, program EQ ini sungguh memberikan dampak yang luar biasa.

Salam Antusias!

dokpri
dokpri
IG @anthonydiomartin

Youtube Channel: Anthony Dio Martin Offial

www.anthonydiomartin.com

www.hrexcellency.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun