Dimensi Manfaat
Hasil analisis deskriptif pada variabel dimensi manfaat diperoleh rata-rata klasikal sebesar 75,47%secara umum menunjukkan kriteria baik. Faktor dimensi manfaat memberikan konstribusi terhadap perbedaan gender sebesar 0,763% Perempuan masih belum maksimal dalam memanfaatkan kompetensi yang ia miliki hal ini sejalan dengan pendapatÂ
DimensiProsesPembelajaran
proses pembelajaran memberikan kontribusi terhadap perbedaan gender. Dimensi proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pembelajaran. Komponen yang saling berinteraksi yang mendasari proses pembelajaran yaitu metode, kurikulum, guru dan siswa, serta sarana dan prasarana. Dilihat dari dimensi proses pembelajaran ini berpengaruh dengan pengambilan keputusan siswa dalam memilih jurusan sesuai dengan kesetaraan gender. Hal ini sejalan dengan yang kutipan dari Yayah Nurmaliah dalam Pendidikan Islam, keberhasilan suatu tujuan pendidikan tergantung pada perumusan kurikulum yang ada, hal ini dikarenakan pendidikan bukan hanya dianggap dan dinyatakan sebagai unsur utama dalam upaya pencerdasan bangsa melainkan juga sebagai produk atau kontruksi sosial, maka dengan demikian pendidikan juga mempunyai andil bagi terbentuknya relasi gender dimasyarakat.Â
Kurangnya Keterwakilkan
jurusan dipengaruhi juga oleh kurangnya keterwakilan dalam perbedaan gender. Untuk siswa perempuan lebih dominan pada bidang terapan, jumlah siswa perempuan yang memilih jurusan IPA atau Matematika diSMA lehih kecil proporsinya sehingga mereka lebih sulit untuk terjun langsung ke dunia kerja. Menurut Ace Surya(2004:157)bahwa pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan(LPTK)perempuan lebih dominan pada program diploma yang menyiapkan guru SLTP kebawah(68,2%)dan program sarjana yang menyiapkan guru sekolah menengah (55.79). Hal ini menunjukkan adanya faktor kurangnyaketerwakilan yang mempengaruhi siswa dalam memilih melanjutkan pendidikan dan memilih program keahlian.
Potensidiri
Hasil analisis deskriptif variabel laten individu menunjukkan rata-rata klasikal sebesar 69,18%yang secara unan menujukkan standar cukup. Potensi individu sebesar 0.867. Disentukan bahwa konsumsi diri yang baik dapat dikembangkan dengan pelatihan dan didukung oleh objek yang tanggap terhadap kemungkinan agar dapat menilai secara mandiri potensi yang ada. Faktanya siswa yang sadar akan potensinya mempengaruhi pengambilan keputusan ketika memilih jurusan. Sehingga potensi diri yang dimiliknya dapat berkembang maksimal. Kondisi ini sejalan dengan pendapat Sri Habari (2005; 2) babwa potensi individu merupakan kemampuan dasar yang dimiliki seseorang, yang masih bersifat paten dan dapat dikembangkan apabila datang dengan pelatihan diri fasilitas yang tepat. Hasil penelitian ini sejalandengan penelitian yang dilakukan cich Ninuk Indriyanti. Sisvandari, dan Elviaiwada (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi minat belajara dalam jurusan di SMK salah satunya nilai akademik, integensi dan non akademik serta bakat yang mereka miliki.
Pengaruh Faktor Ekesternal Memilih Jurusan
Ada empat faktor penentu eksternal dalam memilih jurusan, antara lain kesempatan peluanh kerja, sekolah, rekan kerja, dan keluarga.Â
Peluang Kerja