Mohon tunggu...
Annisa Wardani
Annisa Wardani Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peningkatan Kemampuan Motorik Haus Anak Usia Dini Melalui Bermain Kolase dengan Media Daun Jeruk

1 Februari 2023   07:49 Diperbarui: 1 Februari 2023   07:55 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

       3.  Fungsi bermain bagi anak usia dini

  • Menurut Moeslichatoen (1999:33) sesuai dengan pengertian bermain  yang merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi perkembangan anak usia dini, bermain juga untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata, untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng dan lain-lain, untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima, untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan, mencerminkan pertumbuhan, untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian.
  • Menurut Catron dan Allen dalam Musfiroh (2008:10) bermain untuk pengembangan sosial emosional, dijelaskan bahwa bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan menyelesaikan masalah, anak menemukan pengalaman baru, memanipulasi benda dan alat-alat, berinteraksi dengan orang lain, dan mulai menyusun pengetahuannya tentang dunia. Dan juga bermain meningkatkan kompetensi sosial anak

    Masih Menurut Catron dan Allen (1999) dalam Musfiroh (2008:11), bermain mendukung perkembangan sosialisasi dalam interaksi sosial, yakni interaksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan memecahkan konflik. Kerjasama, yakni interaksi saling membantu, berbagi, dan pola pergiliran. Menghemat sumber daya, yakni menggunakan benda-benda dan lingkungan secara tepat.

    Selain hal tersebut bermain juga meningkatkan rasa peduli terhadap orang lain, seperti memahami dan menerima perbedaan individu, memahami masalah multi budaya. Bemain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut, bahwa anak-anak yang ketakutan, akan terkurangi rasa takutnya setelah mereka mengekspresikan ketakutannya itu dalam kegiatan bermain. Bermain membantu anak menguasai konflik dan trauma sosial. Bermain membantu perkembangan emosi yang sehat dengan cara menawarkan kesembuhan dari rasa sakit dan kesedihan.

    Bermain membantu anak mengenali diri mereka sendiri bermain mendorong anak untuk memahami dan menerima emosi mereka sendiri menimbulkan perkembangan diri yang lebih baik meningkatkan hubungan serta kapasitas mereka untuk menghadapi tekanan dan perubahan.

            4. Jenis-jenis permainan  

              Dalam Aulia Fadhil  (2010:22) disebutkan bahwa pada dasarnya semua jenis permainan mempunyai tujuan yang sama, yaitu bermain dengan menyenangkan, yang membedakan adalah pengaruh atau efek dari jenis permainan tersebut. Ada dua jenis permainan, yaitu  permainan aktif dan permainan pasif. Permainan pasif dan aktif ini hendaknya dilakukan dengan seimbang. Yang termasuk kategori permainan aktif permainan olah raga, dalam permainan olah raga anak mengembangkan kemampuan kinestetik dan pengembangan motivasi untuk menunjukkan keunggulan dirinya (penekanan bukan pada persainagan tapi pada kemampuan) memberi kekuatan pada dirinya sendiri serta belajar mengembangkan diri setiap waktu.

              Dan juga permainan perkelahian (body contact), permainan ini merupakan    jenis permainan modifikasi yang menuntut keseriusan anak untuk memenuhi kebutuhan kekuasaan. Hal tersebut sehat dan positif bagi anak, berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan alam sekitarnya, juga menguji kemampuan dan pemikiran anak dalam dunia nyata dengn segala akibatnya. Yang termasuk  kategori permainan pasif adalah permainan mekanis, yaitu permainan dengan alat teknologi   canggih seperti komputer, sekarang bukan lagi milik orang dewasa, tapi telah menjadi barang biasa buat anak-anak. Dan juga permainan fantasi, merupakan praktik permainan yang khusu dilakukan  sendiri. Permaian fantasi selain kreatif mengembangkan kemampuan sisi otak kanan, juga pembentukan kecerdasan interpersonal.

    Dalam Moeslichatoen (1999:37)  Gordon dan Browne (1985) mengemukakan pengolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak dalam 4 bentuk, yaitu : bermain secara solitair, yaitu anak bermain sendiri atau dibantu guru, bermain secara paralel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan, bermain asosiatif, yaitu bila anak bermain bersama dalam kelompoknya, bermain kooperatif, yaitu bila anak secara aktif menggalang hubungan dengan anak-anak lain untuk membicarakan, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan bermain.

    Dari kutipan-kutipan di atas diketahui bahwa bermain merupakan suatu metode yang tepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bagi anak dan dapat mewujudkan individu yang memiliki yang memiliki kualitas tinggi  di masa yang akan datang.

    D. KOLASE

    •    1. Pengertian kolase
    • Menurut Susanto dalam Syakir Muharrar (2013:8), menjelaskan Kata kolase yang dalam bahasa Inggris  di sebut Collage berasal dari kata Coller dalam bahasa perancis yang berarti"merekat". Selanjutnya kolase di pahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti: kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya, atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau teknik lainnya.
    • Masih dalam Muharrar (2013:8), dijelaskan bahwa kolase adalah teknik menempel berbagai macam unsur ke dalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni baru.Dengan demikian kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi suatu kesatuan karya.
    • Dalam Kamus Modern Art, A Collins-Larousse menjelaskan kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan-potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu  Jadi kolase adalah seni rupa yang menggunakan teknik menempel atau merekatkan pada suatu media tertentu.
    • 2. Metode Kolase
    • Dalam Syakir Muharrar dan Sri Verayanti, (2013:21), mengemukakan bahwa metode yang digunakan untuk membuat kolase adalah Tumpang-tindih atau saling tutup (overlapping), penataan ruang (spatial arrangement), repetisi/pengulangan (repetition), komposisi/kombinasi beragam jenis tekstur dari berbagai material.


    •   3. Prinsip Rancangan Kolase
    • Dalam Syakir Muharrar (2013:27) dijelaskan bahwa prinsip rancangan kolase penting diperhatikan dalam menata komposisi suatu kolase, karena keindahan atau keunikan struktur dan keutuhan maknanya ditentukan oleh ketepatan dalam mengolah beragam unsur rupa sesuai prinsip rancangan. Berikut beberapa prinsip rancangan yang dapat diaplikasikan pada kolase yaitu keseimbangan, artinya kesamaan bobot dari berbagai unsure rupa yang dipadukan sehingga menjadi sebuah komposisi yang harmonis. Selanjutnya adalah pusat perhatian, unsur yang sangat menonjol, atau berbeda dengan unsure-unsur yang ada di sekitarnya.
    • Selanjutnya adalah irama, yaitu pengulangan unsure-unsur rupa yang diatur sedemikian rupa. Dan yang terakhir adalah kesatuan, susunan unsur-unsur rupa yang saling bertautan dan membentuk komposisi yang harmonis dan utuh, sehingga tidak ada bagian yang berdiri sendiri.
    • 4. Unsur Dasar Kolase
    •             Unsur-unsur rupa (Susanto dalam Syakir Muharrar 2013 : 24) yang terdapat pada kolase, adalah gelap-terang, tekstur, bidang, titik dan bintik, bentuk, garis, warna.
    • 5.  Jenis Kolase
    •             Selanjutnya Syakir Muharrar (2013:28), mengemukakan karya     kolase dapat dibedakan menjadi beberapa segi: yaitu segi fungsi, material, matra dan corak. Material (bahan) apa pun dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kolase asalkan ditata menjadi komposisi yang menarik atau unik. Berbagai material kolase tersebut akan direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu,plastik, kertas, kaca, keramik, gerabah, karton, dan sebagainya asalkan relatif rata atau memungkinkan untuk ditempeli.
    •              Secara umum, jenis bahan baku kolase dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering, kerang, biji-bijian, kulit, batu-batuan, dan lain-lain), dan bahan-bahan bekas sintesis seperti : plastik, serat sintesis, logam, kertas bekas, tutup botol, bungkus permen/cokelat, kain perca, dan lain-lain. Berdasarkan Matra, jenis kolase dapat dibagi dua, yaitu kolase pada permukaan bidang dua dimensi (dwimatra) dan kolase pada permukaan bidang tiga dimensi (trimatra). Karya kolase untuk menghias kendi merupakan kolase pada permukaan bidang tiga dimensi.Sedangkan karya kolase pada permukaan datar untuk membuat hiasan dinding, misalnya dengan biji-bijian atau potongan perca, tergolong kolase dua dimensi.
    •             Menurut Soedarso dalam Syakir Muharrar (2006:101), dari segi fungsi, kolase dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai/terapan (applied art).Seni murni adalah suatu karya seni yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistic. Orang menciptakan karya seni murni, umumnya, untuk mengekspresikan cita rasa estetis. Dan kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan.
    •               Fungsi kolase sebagai karya seni murni, semata untuk ditampilkan keindahan atau nilai estetisnya tanpa ada pertimbangan fungsi praktis.Karya ini mungkin hanya digunakan sebagai pajangan pada dinding atau penghias dalam ruangan. Sedangkan, seni terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis.Kolase sebagai seni terapan berarti dibuat pada benda pakai yang mempunyai fungsi praktis.
    •            Aplikasi kolase sebagai seni terapan umumnya lebih menampilkan komposisi dengan kualitas artistik yang bersifat dekoratif. Sedangkan aplikasi kolase yang lebih bebas, sebagai seni murni, tampak lebih berani dalam mengeksplorasi ide-ide kreatif, bahan, dan teknik untuk menghasilkan karya kolase yang unik. Berdasarkan coraknya menurut Soedarso (dalam Syakir Muharrar:2006:106), wujud kolase dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu representatif dan nonrepresentatif. Representatif artinya menggambarkan wujud nyata yang bentuknya masih bisa dikenali. Sedangkan nonrepresentatif artinya dibuat tanpa menampilkan bentuk yang nyata, bersifat abstrak, dan hanya menampilkan komposisi unsur visual yang indah.


    • E. MEDIA 
    • 1. Pengertian Media
    •                Gearlach & Ely (1971) dalam M. Sobry Sutikno (2007:11) mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
    •             Dijelaskan pula oleh Raharjo dalam Kustandi (1989:25) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis. Fotografis, atau elektronis untuk menangkap. memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
    •             Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah, seperti: bahan pembelajaran (Instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan media penjelas.
  • Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun