Learning Agility didefinisikan sebagai kemampuan dan keinginan untuk belajar dari pengalaman, kemudian menerapkan hasil dari pembelajaran tersebut untuk diterapkan pada situasi baru dan situasi yang menantang (De Meuse, 2018).
Individu yang memiliki learning agility memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyerap informasi dari pengalaman mereka dan kemudian menggunakannya untuk menghadapi situasi yang tidak familiar. Learning Agility erat kaitannya dengan Growth Mindset. Individu dengan Growth Mindset memandang kegagalan sebagai tantangan untuk mengembangkan diri yang dapat ditaklukkan dengan usaha (Carol Dweck, seorang psikolog Amerika).
Pandangan yang sama juga disampaikan oleh Vivienne Dykstra, Direktur Pengembangan Bisnis Korn Ferry EMEA dan SME global. Ia mengemukakan bahwa "kecepatan lingkungan bisnis global saat ini sangatlah cepat". Ia juga menambahkan bahwa "organisasi membutuhkan karyawan yang dapat beradaptasi, berubah, dan berinovasi seiring perubahan keadaan.
Inisiatif perekrutan dan pengembangan terbaik harus berfokus pada learning agility.
Individu yang memiliki learning agility, memiliki ciri sebagai berikut :
- Mencari pengalaman untuk belajar.
- Menikmati persoalan yang kompleks dan tantangan yang terkait dengan pengalaman baru.
- Mendapatkan manfaat lebih banyak dari pengalaman yang dijalaninya karena mereka memiliki minat untuk memahami dan membuat makna dari pengalaman tersebut.
- Memiliki kinerja lebih baik karena memasukkan keterampilan baru ke dalamnya.
5 faktor dari Learning Agility (Korn/Ferry Institute)
- Mental Agility
Kemampuan untuk menganalisis permasalahan dengan cara yang unik dan tidak biasa.
- People Agility
Terampil di dalam berkomunikasi, serta dapat bekerja dengan beragam tipe individu.
Change Agility
Suka bereksperimen dan nyaman dengan perubahan.
- Result Agility
Mampu memberikan hasil dari situasi yang pertama kali dihadapinya.
- Self Awareness