Sebuah tulisan tentang Self Awareness.
Memahami diri sendiri sering kali tidak mudah pada sebagian besar orang. Dari interaksi yang saya lakukan dengan banyak orang yang sedang mengalami beragam kondisi sulit, termasuk sering saya menyaksikan bagaimana seseorang mengkritik dirinya secara keras dan berlebihan, atau memiliki harapan yang tidak realistis pada diri, orang lain dan kondisi yang sedang berlangsung. Kondisi pelik yang dialami, dapat mengarah pada terjebaknya seseorang pada perasaan dan pikiran yang mereka miliki, serta mengurangi kemampuan mereka untuk berfokus terhadap solusi.
Memiliki self awareness merupakan kemampuan yang penting di dalam hidup.
Memahami diri sendiri sangat tergantung pada kemauan seseorang untuk menyelami diri sendiri. Hal ini juga membutuhkan waktu, rasa ingin tahu, keberanian untuk menyadari kekurangan dan belajar menerima realita yang mungkin bertentangan dengan keinginan dan harapan.
Pada dasarnya, tema tentang self awareness sudah disebut-sebut sejak dulu. Kita bisa melihat salah satunya dari legenda Yunani Kuno, yakni Orakel Delfi (orang atau benda yang dianggap dapat memberi petunjuk, nasihat atau perkiraan). Orakel Delfi memberikan nasehat "kenali dirimu sendiri" sejak ribuan tahun yang lalu.
Apa itu self awareness?
Menurut Daniel Goleman (2012), Self awareness (kesadaran diri) adalah komponen pertama dari Emotional Intelligence. Self Awareness berarti memahami secara mendalam tentang emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan dan dorongan.
Orang dengan self awareness yang kuat juga memahami bagaimana perasaan mereka dapat berefek terhadap diri mereka dan pada orang lain, serta memahami bagaimana pengaruhnya pada aktivitas atau pekerjaan yang mereka jalani. Misalkan saja, pada bidang kerja pelayanan, orang yang memiliki self Awareness yang kuat akan memahami bagaimana mereka berhadapan dengan customer yang mengeluh dan menuntut. Mereka memahami pengaruh dari mood customer terhadap perasaan mereka, serta dapat mengambil langkah untuk mengarahkan emosi mereka menjadi sesuatu yang konstruktif.
Menurut Daniel Goleman, Emotional Intelligence (EI) terdiri dari 5 kemampuan, yaitu :
a. Self Awareness
Memahami kekuatan, kekurangan, dorongan, nilai dan pengaruhnya terhadap diri dan orang lain. Self awareness juga berarti kemampuan melihat diri secara objektif dengan melakukan refleksi dan introspeksi.
b. Self Regulation