Karena tidak ada nya petugas, saya tidak mendapatkan informasi dan atau kesempatan untuk masuk dan naik ke atas mercusuar.
Bangunan tinggi menjulang ini hanya dapat saya pandangi keindahannya dari luar setelah selesai buang air kecil di toilet yang disediakan untuk umum, yang berada di bagian belakang kompleks bangunan.
Belum selesai mengumpulkan kekaguman atas Pulau Lengkuas, Bang Mamay and pemilik kapal yang baik hati, mengajak kami mengunjungi Pulau Kelayang.
Saya langsung jatuh hati sejenak setelah merasakan pasir pantainya yang selembut bedak tabur. Kedalaman air laut di bibir pantai pun tampak sangat bersahabat.
Jadi ketika melihat banyaknya wisatawan yang asik bermain air yang tampak tenang dan minim gelombang, rasa pun terasa begitu damai.Â
Hanya beberapa meter dari bibir pantai, kita juga suguhan dengan indahnya pulau batu granit besar-besar yang salah satunya mirip dengan kepala burung garuda. Tak terbantahkan lagi kecantikannya.
Selain beberapa pondokan kecil yang melayani para pengunjung untuk duduk santai sembari menikmati pantai, ada juga jalan berkelok, dan hutan kecil yang menyatu dengan sebuah goa.Â
Saya dan Tami memutuskan untuk tidak kesana dan lebih memilih duduk-duduk santai di salah satu warung sembari menikmati segelas kopi dan pop mie yang mengepul-ngepul menggoda (perut mulai terasa lapar euy). Itu aja sudah bikin bahagia.
Persis di sebelah tempat kami duduk, ada 2 baskom besar berisikan anak penyu atau kura-kura. Pemilik baskom ini menawarkan pengunjung untuk "melepaskan" penyu-penyu atau kura-kura lucu ini ke laut dengan harga tertentu. Tawaran manis yang jadi hiburan menyenangkan bagi anak-anak.
Tak ingin melewatkan kesempatan mengukir memori di pulau yang cantik ini, saya larut dengan kekaguman oleh setiap hasil jepretan kamera analog dan mobile phone camera.Â