Tapi sepertinya para pewisata, termasuk kami, lebih memilih langsung naik ke kapal, sedikit berbasah-basahan, memanjat tangga kayu kecil yang disiapkan oleh empunya kapal.
Di pinggir pantai ini ada beberapa resto, pedagang kelontong, sederetan toilet dan ruang ganti pakaian, dan space parkir kendaraan yang cukup luas. Mobil kami parkir di sini.
Saya melihat beberapa rombongan wisatawan seperti kami yang (juga) memulai kegiatan melaut dari tempat ini. Silih berganti hingga akhirnya satu persatu kapal yang terlihat parkir tadi meninggalkan Pantai Tanjung Kelayang.
Berlayar di atas air laut berwarna turquoise dan melewati beberapa kumpulan batu granit yang menjadi ciri khas Belitung, pulau Lengkuas menjadi tujuan pertama kami.Â
Dari kejauhan saya melihat mercusuar putih yang menjadi icon dari pulau ini. Mercusuar tinggi menjulang, yang dibangun tahun 1882, saat jaman penjajahan Belanda, masih tampak gagah berdiri di kelilingi oleh begitu banyak pohon dan batu-batu granit besar di hampir seluruh sisi pulau.
Saya turun dengan semangat penuh saat melihat pasir putih yang tampak begitu empuk untuk diinjak. Selain kapal kami sudah banyak kapal lain yang berlabuh dan menurunkan begitu banyak pewisata.
Sebagian dari mereka tampak asyik melakukan kegiatan berkelompok, memotret dan dipotret di sekitar batu granit, dan banyak juga yang menghabiskan waktu dengan nongkrong-nongkrong asyik menikmati segarnya air kelapa muda.
Tak ingin menyia-nyiakan langit yang cantik dan pas untuk membantu pemotretan, sesuai niatan awal sebelum berangkat, saya memotret beberapa produk perhiasan dari brand saya FIBI Jewelry.Â
Dibantu oleh Tami dan cantiknya setiap sudut pulau, hasil jepretannya bener-bener memuaskan. Setidaknya untuk saya yang masih dalam tahap belajar product photography.
Rampung dengan urusan di atas, saya dan Tami mengunjungi sang mercusuar yang fenomenal itu. Dikelilingi oleh beberapa bangunan yang ditata seperti beberapa ruang kelas, mercusuar ini tampak sangat terawat.