Lahir pada 1860 di Guangdong, China, lelaki ini juga dikenal dengan nama Tjong Fung Nam atau Tjong Yiauw Hian. Â Memutuskan untuk "merantau" ke Labuan Deli pada umur 18 tahun mengikuti kakaknya, Tjong Yong Hian, yang sudah terlebih dahulu pindah ke sini dan telah sukses membangun bisnis.
Sementara Tjong A Fie sendiri pun akhirnya meraih kesuksesan di beberapa bidang seperti real estate, mining, banks (perbankan), railroads, kebun kelapa, tembakau, teh, karet, palm oil, dan tanaman tebu. Â
Karena keberhasilannya inilah, pada 1911, beliau menggantikan posisi kakaknya sebagai Majoor Der Chineezen, sebuah komunitas khusus untuk warga Cina di Medan.
Dalam sejarahnya, Tjong A Fie terkenal dermawan dan banyak membantu warga pribumi. Â Dia membangun sekolah, rumah sakit, kuil, gereja, masjid, dan fasilitas-fasilitas umum yang bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai ras dan agama, tanpa terkecuali.
Karena cintanya kepada sang istri, Tjong A Fie membangun the Mansion, sebuah hunian maha indah, di atas tanah seluas 8.000m2.  Rumah dengan 35 kamar dan 2 lantai yang sarat akan ribuan catatan sejarah ini, dibangun pada 1895 dan selesai pada 1900. Â
Layaknya ras yang berpegang teguh pada adat lama, the Mansion didirikan berdasarkan prinsip-prinsip Feng Shui dengan sentuhan padu padan arsitektur Cina, Eropa, dan Melayu.
Tak ingin menghilangkan makna historik dan kenangan akan kehadiran seorang legenda Tjong A Fie, pihak keluarga akhirnya bekerjasama dengan Konsulat Jendral Amerika di Medan untuk melakukan restorasi melalui The USA AFCP GRAND yang diterima pada 2013. Dari titik inilah, the Mansion mulai beranjak menjalankan fungsinya sebagai museum yang wajib untuk dilestarikan. Â
Mengantongi penghargaan seperti Anugrah Purwakalagraha Museum Awards dalam kategori Museum Cantik di 2016, the Mansion adalah satu titik besar yang memaknai keberadaan hunian keluarga sebagai historical jewel sepanjang masa, bagi Medan khususnya dan bagi negara Indonesia pada umumnya.