Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Book

Arah Cahaya Part 8 (Jodoh Akan Indah Pada Waktunya)

12 Agustus 2023   19:18 Diperbarui: 7 September 2023   16:35 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "Yo janganlah, baru kenal kok sudah diajak-ajak. Nanti aku dimarahin orang tuanya," jawab Jamilah tegas.

                Akhirnya sampai juga ketiganya di setasiun Peterongan. Heru yang tidak berhasil mengajak Cahaya memohon agar diizinkan ikut pulang ke rumah Cahaya dan ikut turun di setasiun peterongan.

                "Aku boleh ikut main ke rumah sampean?" tanya Heru kepada Cahaya dan Jamilah. Akhirnya mereka bertiga turun di setasiun Peterongan. Kondisi berdesak-desakan antara penumpang, penjual dan barang bawaan membuat simpul sandal dari logam putih yang dipakai Cahaya putus. Simpul logam putih di atas sandal yang copot segera diambil Heru. Saat turun dari kereta, Heru bahkan memasang kembali simpul sandal yang copot tadi dan menggigit dengan giginya agar sandal Cahaya bisa kembali seperti semula meski Cahaya tidak memintanya.

                Setelah keluar dari setasiun, segera Jamilah mencari becak untuk mengantarnya pulang. Jarak rumah dan setasiun sekitar 8 kilometer itu ditempuh dengan naik becak hampir setengah jam dengan ongkos 25-35 ribu. Setelah menemukan becak yang bagus dan penawaran harganya pas, yakni 30 ribu rupiah, akhirnya mereka bertiga naik dalam satu becak.

                Dalam perjalanan, Heru tampak menikmati perjalanan meski ia mendapat tempat duduk sedikit di tengah. Jamilah dan Cahaya yang merasa bingung karena pulang membawa orang asing, tampak lebih banyak diam.

                "Nanti kalau tetangga-tetengga bertanya, pulang sama siapa, tak jawab saja anak juraganku," celetuk Jamilah.

                Heru pun hanya tertawa tipis mendengar ucapan Jamilah.

                Setelah hampir dua puluh menit perjalanan dengan becak, sampailah mereka di rumah. Para tetangga yang tahu mungkin juga bertanya pulang dengan siapa Jamilah dan Cahaya. Setelah sampai di depan rumah, ketiganya langsung turun. Dan tukang becak pun langsung pergi karena Jamilah sudah memberikan ongkosnya di awal.

                "Tidak minum dulu, Pak?" tanya Jamilah kepada tukang becak karena sudah membawa tiga orang penumpang pada jarak yang cukup jauh.

                "Tidak usah Buk, terima kasih, saya sudah mem-bawa minum. Rumah saya dekat sini kok," jawab tukang becak sambil membalikkan becaknya.

                "Terima kasih Pak," tambah Jamilah.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun