Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Book

Kenanganku.............Masa Depanku

28 Juli 2023   11:23 Diperbarui: 6 November 2023   18:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Meski kecewa, Ahmada melanjutkan foto-foto bersama orang tua dan teman-temannya. Dilanjutkan dengan perjamuan makan yang sudah disiapkan panitia wisuda.

                Hari yang dinanti Ahmada akhirnya sampai juga. Seminggu setelah wisuda, sesuai pemintaan Ahmada, Rania harus menjawab lamarannya. Antara menerima atau menolak jadi istrinya. Setelah wisuda, Rania yang belum kembali ke Surabaya memang berkomunikasi dengan Ahmada hanya melalui telpon saja. Rania memang selalu menjawab Whatsapp dan telpon Ahmada. Namun menjawab dengan sekedarnya saja. Tak seperti biasanya. Meski begitu, Ahmada selalu saja menerima apapun sikap Rania. Ia seakan tak menganggap perubahan sikap Rania kepadanya. 

                Hari itu, tanggal 1 Oktober, bertepatan dengan hari kesaktian pancasila. Ahmada harap-harap cemas menati jawaban dari  Rania.  Hari kamis, tepat pukul sembilan malam, Ahmada menelpon Rania. Rania pun langsung menjawab telpon Ahmada. Dengan sedikit basa-basi, Ahmada seakan sudah tak sabar menerima jawaban Rania. Namun apalah daya, Rania lebih memilih melanjutkan hidupnya tanpa Ahmada. Ia ingin bekerja, menjadi wanita karir dulu, baru menikah. Meski kecewa, namun Ahmada menerima semua keputusan Rania.

                Sebenarnya, ada sesal yang mendalam di hati Rania. ,"Mungkinkah ia bisa menemukan sahabat dan lelaki yang sangat mencintainya. Menerima segala kekurangan dan kelebihannya seperti Ahmada," sesaknya dalam hati. Sejak saat itu, Rania tidak pernah lagi bertemu atau sekedar menanyakan kabar dengan Ahmada. Mereka hanya saling melihat status whatsapp masing-masing.

                Enam bulan setelahnya, Ahmada mengunggah status pernikahannya dengan wanita cantik berjilbab pilihan orang tuanya. Sedangkan Rania, ia bekerja di perusahaan farmasi  di  Surabaya.   ,"Selamat ya. Semoga samawa," ketik Rania dalam status whatsappnya dengan emoticon berkaca-kaca.

                Ahamada hanya melihat status mantan sahabatnya yang juga dicintainya  tanpa berkomentar apa-apa.

                Hari, bulan dan tahun di lalui Rania dalam pekerjaannya. Sesekali ia pulang kampung mengunjungi orang tuanya. Sedangkan Ahmada, dalam tiga  tahun pernikahannya, ia sudah memiliki seorang putra yang tampan  dan putri yang cantik dengan ekonomi yang mapan.  Setidaknya, itulah yang ia ketahui dari status Ahmada dengan rumah besar dan mobil yang mewah. ,"Pasti usaha toko baju dan tempat kuliner pizza nya berkembang pesat," ucap Rania lirih dalam hati. Sebenarnya, ada keinginan Rania sekedar bertanya kabar atau berbasa-basi dengan Ahmada. Namun ketika beberapa kata diketik di hp nya, ia kembali mengurungkan niatnya.

                Sedangkan Rania, hingga tiga tahun lulus kuliah, belum juga ia menikah. Sudah dua kali Rania menjalin hubungan dengan pria yang berprofesi sama dengannya. Tapi tak sampai berjalan lama. Ia bahkan pernah akan menikah dengan seorang pengusaha properti asal Mojokerto. Namun sebulan sebelum pernikahannya, calon suaminya ternyata menghamili mantan pacarnya.

                Sejak saat itu, Rania seakan ingin  kembali dalam masa lalunya.  Menjawab ia atas ajakan Ahmada untuk menikah dengannya. Posisinya sebagai manajer marketing dengan mobil dinas mewah seperti yang ia impikan memang sudah menjadi kenyataan. Tapi, pendamping baik hati dan mencintainya dengan tulus belum juga ia temukan.

                ,"Kalau saja Ahmada mengajaknya menikah saat ini, Aku tak akan menolaknya.  Bahkan jika seandainya dijadikan istri kedua," harapnya dalam hati.

                Bahkan, hingga usianya menginjak kepala tiga, Rania belum juga menikah. Ia seakan larut dalam masa lalunya. Masa lalunya bersama Ahmada. Sahabatnya yang terlambat ia menyadari kalau ia begitu mencintainya. Ia selalu merindukan dan ingin mengulang kenangan indah bersama Ahmada.  Meskipun saat ini, ia hanya bisa melihat potret kebahagiaan Ahmada bersama keluarga kecilnya. ,"Sampai kapanpun aku akan menunggumu. Jodoh, tak akan kemana," mantapnya  dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun