Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ahmada, Bersabarlah!

27 Juli 2023   13:03 Diperbarui: 27 Juli 2023   13:14 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

,'Ahmada, Bersabarlah," itulah pesan yang selalu diberikan Nunik kepada anak lelaki yang memasuki usia remaja awal itu.

Alangkah indahnya bagi orang yang memiliki kesabaran. Allah SWT menggambarkan hal tersebut didalam kitab-Nya, ,"Sesungguhnya Allah itu beserta orang yang sabar,". 

Biasanya, orang hanya melihat hasil dan kenikmatannya saja, tanpa pernah mengingat bahwa sebuah kenikmatan hanya dapat diperoleh melalui proses. Maka sesungguhnya, yang harus kita nikmati itu prosesnya bukan hasilnya, karena hasil hanyalah sebuah efek dari bagaimana kita berproses. Proseslah yang sesungguhnya dilihat Allah. Hingga Merugilah orang yang tidak bersabat dalam proses.

Berharaplah kepada Allah dalam setiap apapun, karena hanya Allah yang tidak akan pernah mengecewakan. Kita harus menikmati proses dan hasil itu disisi Allah. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah yang maha segalanya.

            Sebagai mahluk beriman, bukankah kita harus bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar untuk tidak melakukan hal-hal  yang diharamkan Allah dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah.

            Sabar juga merupakan sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak keburukan. Hal ini sesuai dengan firman AllahSWT: "Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat." (Qur'an surat Albaqarah :45).

            Hari-hari Panjang dilalui Ahmada dan ibunya dalam kesabaran. Pasang surut kesulitan ekonomi sudah ia rasakan. Namun, sedikit demi sedikit kondisi ekonomi keluarganya mulai membaik. Langganan donat mini nya tak hanya anak-anak disekolah. Tetapi juga para penjual sayur keliling yang setiap pagi mengambil dirumahnya. Belum lagi pesanan jika ada tetangga yang sedang ada acara keluarga dan hajatan.

13 Tahun kemudian, Ahmada tumbuh menjadi lelaki dewasa yang mempunyai karakter dan kepribadian menawan. Kini, Ia dan ibunya bahkan mempunyai toko kue yang besar dengan banyak cabang.

            Donat mini, kue yang dijual atas ide penjual kantin sekolahnya ternyata mampu menjadikan Ahmada dan keluarganya dalam kondisi kecukupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun