Mohon tunggu...
Haniefa Nurul Izzaty
Haniefa Nurul Izzaty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Kaisar dan Tabibnya

6 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lu Wen Xi mengangguk paham, "tapi maafkan aku, aku tidak bisa membantumu, Dinastiku saja, sudah hampir diambang kehancuran jika aku tidak membunuh Han Xin Shu."

Begitulah mereka, setiap harinya saling bertukar informasi tentang daerahnya masing masing. Sampai suatu ketika, Caca, mendapatkan surat dari Kon Shi, ia diharuskan kembali ke Hindia Belanda. Tanpa sepe ngetahuan, sang kaisar, Caca meninggalkan kastil.

Sampailah gadis itu di kampungnya, ia terkejut saat menapakkan kakinya di ruang tamu, keluarganya kedatangan seorang pria Belanda, Caca dengan segera menyimpan tas lusuhnya dan duduk di samping ibunya. "Ada apa bu?" Caca bertanya, kali ini dengan logat jawanya yang kental. "Kenalin Ca, ini Tuan Hendrick, kau akan menjadi nyai nya nanti."

Caca memekik, "APA?"

.

.

.

Sementara itu, di kastil, Kaisar Lu Wen Xi terlihat marah kepada Kon Shi. "Kenapa kau langsung memberinya surat? Kau kan bisa bicara dulu padaku dan jika kau tidak ingin pun kau bisa mengantarnya ke sana."

Kon Shi hanya bisa tertunduk. Lu Wen Xi menarik dan menghela nafas kasar, "bagaimana jika ia tidak kembali? Bagaimana jika ia diharuskan untuk membantu disana dan bahkan..." kata katanya terpotong, "bagaimana jika ia nantinya dijodohkan dengan orang
disana atau dari Kaum Belanda itu." Sorot mata Lu Wen Xi memperlihatkan kekhawatiran. Sebenarnya, Kon Shi tahu jika Lu Wen Xi, kaisarnya sudah menaruh hati kepada tabibnya sendiri, tapi Lu Wen Xi tidak boleh dan tidak akan boleh menikahi Caca.

"Sebelum terlambat, daripada hipotesisku benar, lebih baik bawa aku ke Hindia Belanda, aku akan kembali membawa Caca kesini dan menikahinya."

Kon Shi tersentak, ia benar benar kaget, "tapi... tapi Tuan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun