Mohon tunggu...
Anne Levwingston
Anne Levwingston Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Kaisar dan Tabibnya

6 Juli 2024   23:22 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:22 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini merupakan tahun penuh pertumpahan darah, kegelapan, dan terkenal dengan tahun kelamnya Dinasti Lu karena Dinasti Lu diambang kehancuran dan kekalahan akan perang saudara dengan Dinasti Han, tetapi berkat Kaisar Lu Wen Xi lah Dinasti Lu masih bertahan, walau mereka juga hampir kehilangan Kaisar mereka.

Hari ini, merupakan hari kemenangan mereka melawan Dinasti Han. Kaisar Dinasti Han, Han Xin Shu, terpenggal kepalanya oleh Lu Wen Xi yang saat itu juga berlumuran darah dan sepertinya sudah diambang kematian juga. Begitu kepala Han Xin Shu terjatuh ke tanah, para prajurit Lu Wen Xi, meneriakkan kemenangan mereka. Semua tangan mengempalkan ke langit, lalu, diatas kuda yang masih terlihat gagah itu, mereka terus mengagung-agungkan kaisar mereka.

"Hidup Kaisar Lu!"


"Hidup Kaisar Lu!"


"Hidup Kaisar Lu!"

Lu Wen Xi merasa bangga, ia berhasil memenangkan perang dan mempertahankan Dinastinya. Namun, ia merasakan bahwa tubuhnya benar benar lelah. Tiba tiba saja ia terjatuh, untungnya dengan sigap, pengawal pribadinya, Kon Shi, menahannya.

"Jangan mati kaisar, kami masih membutuhkan anda."

"Aku tidak akan pernah mati."

Itulah perkataan yang selalu dilontarkan Lu Wen Xi ketika ia memenangkan peperangan. Tidak berlama-lama Kon Shi memanggil beberapa prajurit di sekitar mereka berdua, untuk membantu mengangkat Kaisar kebanggaan mereka ke kereta kuda.

Beberapa hari kemudian, Lu Wen Xi masih belum kunjung sembuh, ia masih terus terbaring lemah di ranjang dan tidak punya nafsu makan sama sekali. Kon Shi khawatir jika Kaisarnya itu benar benar diambang kematian. Sedari pagi, ia terus mondar mandir sembari
memutar otaknya untuk menemukan ide yang cemerlang agar Kaisarnya itu sembuh kembali.

"Kon Shi!" Teriak salah satu penjaga kastil yang sepertinya sudah selesai tugas menjaganya. Kon Shi yang merasa dipanggil pun, membalikkan badan ke arah penjaga tersebut. "Ada apa Mou Yo?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun