Monday tersenyum, ia mempererat pelukan.
.
.
.
Keesokan harinya, konser tour pertama Rain dimulai, semalaman Rain tidak tidur nyenyak. Â Pagi buta, Rain diantar oleh manajernya, Sha dan Shun.Â
"Nona Rain, sebelum ke lokasi panggung, kita ada waktu sekitar 45 menit yang bisa kita pakai untuk sarapan, jadi, nona, ingin sarapan apa?" Tanya Shun dan dijawab dengan gelengan.Â
"Aku sudah makan roti."
Sha, manajer Rain lainnya menatap raut wajah Rain yang terlihat jelas bahwa gadis itu gugup, "nona, tolong atur pernapasan nona, ini minum dulu, setelah itu nona, harus makan, karena waktu nona makan pagi hanya sekarang dan masih lama ke waktu makan siang, saya paham sekali nona, jika anda takut, tetapi percaya lah kepada saya, bahwa nona bisa menampilkan dengan baik apa yang telah nona siapkan selama ini, saya selalu melihat nona berlatih sampai larut malam, bahkan, nona tertidur di ruang latihan."
Mendengar ucapan Sha, Rain meneteskan air mata, jika ia membiarkan dirinya kelaparan berarti ia tidak sayang kepada dirinya sendiri dan akan membuat konser berjalan dengan tidak lancar.Â
Shun memberikan sapu tangan kepada Rain, "hapus air matamu, nona dan marilah makan."
Rain menerimanya dan mengangguk dengan riang, "terimakasih Sha dan Shun, kalian manajer terbaikku."