Mohon tunggu...
Haniefa Nurul Izzaty
Haniefa Nurul Izzaty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2023 Universitas Pendidikan Indonesia

Hobi saya adalah Membaca dan Menulis sebuah karangan yang bisa dikenang semua orang selamanya, saya sangat berminat pada dunia kependidikan, bahasa, sastra, sejarah, film, dan berbagai hal yang menurut saya akan menjadi konspirasi karena saya sangat menyukai hal yang misteri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Idol yang Terluka

21 Juni 2024   21:14 Diperbarui: 23 Juni 2024   18:55 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sc: pinterest;hsraesthetic 

Gadis berambut ungu muda itu terlihat terengah-engah, ia menatap cermin latihan, esok ia harus sudah bisa menguasai gerakan-gerakan yang menurutnya susah karena konser tour pertamanya telah tiba.

Ia kembali berlatih sembari menyanyi, tetapi hampir menuju chorus, musik berhenti tiba-tiba, gadis itu menoleh melihat siapa yang mematikan musik, Monday, kakaknya sekaligus CEO Love Agency.

"Ini sudah hampir larut malam, sepertinya sudah 2 minggu berturut-turut kau tidur larut malam, besok sudah tour pertamamu, Rain."

Gadis itu bernama Rain. Rain menggeleng, "aku masih belum terlalu menguasai beberapa gerakan, kak. Ini tour pertamaku dan aku harus sempurna."

Monday melipat kedua tangannya dan menatap tajam kepada Rain yang dibalas oleh anggukan Rain, "baiklah, aku akan istirahat."

Rain berkemas, ia merapihkan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas, ia berjalan menghampiri kakaknya. 

"Kak apa idol itu tidak boleh mempunyai kelemahan ya?"

Monday merangkul Rain, "Rain, idol juga manusia, lihat apa ada kakak menekan para idol disini untuk berlatih keras sampai larut malam?"

Rain menggeleng.

Monday menghentikan langkahnya dan melepas rangkulan, pria itu menarik Rain dan memeluknya, "kamu pasti bisa, tidak ada seorang kakak yang menekan terus menerus adiknya, dan ingat emang idol itu dituntut harus sempurna, tetapi idol juga seorang manusia, mempunyai rasa lelah dan rasa kemanusiaan lainnya, Rain, jika ingin menangis, menangislah sekarang juga, esok kau harus tampil cantik."

Rain sontak membalas pelukan Monday. "Kak!... doakan... aku besok.. lancar.."

Monday tersenyum, ia mempererat pelukan.

.

.

.

Keesokan harinya, konser tour pertama Rain dimulai, semalaman Rain tidak tidur nyenyak.  Pagi buta, Rain diantar oleh manajernya, Sha dan Shun. 

"Nona Rain, sebelum ke lokasi panggung, kita ada waktu sekitar 45 menit yang bisa kita pakai untuk sarapan, jadi, nona, ingin sarapan apa?" Tanya Shun dan dijawab dengan gelengan. 

"Aku sudah makan roti."

Sha, manajer Rain lainnya menatap raut wajah Rain yang terlihat jelas bahwa gadis itu gugup, "nona, tolong atur pernapasan nona, ini minum dulu, setelah itu nona, harus makan, karena waktu nona makan pagi hanya sekarang dan masih lama ke waktu makan siang, saya paham sekali nona, jika anda takut, tetapi percaya lah kepada saya, bahwa nona bisa menampilkan dengan baik apa yang telah nona siapkan selama ini, saya selalu melihat nona berlatih sampai larut malam, bahkan, nona tertidur di ruang latihan."

Mendengar ucapan Sha, Rain meneteskan air mata, jika ia membiarkan dirinya kelaparan berarti ia tidak sayang kepada dirinya sendiri dan akan membuat konser berjalan dengan tidak lancar. 

Shun memberikan sapu tangan kepada Rain, "hapus air matamu, nona dan marilah makan."

Rain menerimanya dan mengangguk dengan riang, "terimakasih Sha dan Shun, kalian manajer terbaikku."

Sha dan Shun tersenyum simpul.

.

.

.

Di lokasi panggung, masih banyak staff-staff yang membenahkan panggung dan sekitarnya, Rain dan kedua manajernya datang tepat waktu, lalu, mereka memasuki backstage.

Jam demi jam berlalu, tour konser pertama Rain di Kota Pe berjalan dengan lancar, Rain menutup tour konser hari pertama dengan lagu debutnya yang berjudul "Berayunlah bersama ke Iramaku di Kosmos." Semua orang yang datang ikut menyanyi untuk memeriahkan.

Akhirnya, Rain bisa menarik nafas lega, tinggal dua hari lagi tour konser ini diadakan, yaitu di kota Na dan kota Nyx.

Konser itu berakhir pada malam hari, tepat pada pukul 20.10. Monday datang ke backstage sembari membawakan buket bunga.

Rain langsung bisa menyadari kehadiran kakaknya, gadis itu sontak memeluk Monday.

"Akhirnya kak, konser ini berjalan dengan lancar."

Monday melepas pelukan dan menatap Rain, "selamat adikku, lihat aku bawa apa." Ujarnya sembari memberikan buket bunga bewarna ungu ke Rain.

Rain mencium aroma buket bunga tersebut, "wangi, terimakasih kak"

Monday tersenyum, "pertahankan semangatmu sampai tour konser pertamamu selesai dan jangan lupa setelah tour ini akan ada evaluasi."

Rain merapatkan kedua kakinya dan menegakkan tubuhnya sembari melakukan gerakan hormat, "Haik, saya mengerti pak!"

Kemudian, Sha dan Shun serta beberapa staff ikut mengucapkan selamat kepada Rain. Rain berterimakasih kepada para staff , terutama pada manajer kembarnya.

"Terimakasih semua, mohon kerja samanya sampai tour pertama ini selesai."

Rain membungkukkan badannya 180 derajat, lalu, dibalas oleh para staff.

.

.

.

Pulangnya, Rain diantar oleh Monday ke rumah, di perjalanan Rain mengutarakan kesan - kesannya selama di panggung kepada Monday. 

"Oke, karena kamu udah bisa mengalahkan rasa takutmu, gimana kalau aku traktir?"

Mata Rain berbinar, "benarkah? Rasanya sudah lama sekali tidak di traktir olehmu, kak."

Monday tertawa, "dih lebay banget."

Rain tidak marah, melainkan ia ikut tertawa.

`Rain, semoga semangat idol mu tidak akan pernah pudar sampai kapan pun, walau badai menghajarmu, semoga kau kuat menghadapinya, jika kau sudah benar-benar bersinar, aku harap kau selalu bisa mengingat saat-saat susah,` batin Monday.

Rain menyadari bahwa kakaknya sudah tidak ikut tertawa bersamanya, ia pun menoleh, "kenapa kak? Ada pekerjaan yang sulit diselesaikan?"

Monday tersenyum dan menggelengkan kepala, "hm, tidak kok, wah sebentar lagi sampai."

"Yeay!" Sorak Rain.

Namun, tanpa mereka sadari ada sebuah mobil van bewarna hitam yang mengikuti mereka sejak dari lokasi panggung. Mobil tersebut tidak diketahui dikendarai oleh siapa karena tertutup rapat, tetapi sang pengemudi bergumam, "bersenang-senanglah dahulu, sebelum karir yang kau rintis sejak dini itu hancur."

Lalu, sang pengemudi tertawa keras.

Begitulah hidup seseorang jika ia ingin sukses maka ia harus terluka terlebih dahulu lalu bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun