Cater mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, tapi aku punya kesempatan. Tidak akan kulewatkan."
Sebuah tanda tanya besar terlukis di wajah peri itu. Haruskah dia percaya dengan manusia yang baru saja ditemuinya itu?
"Aku pergi dulu. Temui aku di sini besok, di waktu yang sama. Sampai jumpa," Cater melangkah pergi.
***
Hari itu, Cater berlari tergesa-gesa menemui Siruva.
"Siruva!" panggilnya, napasnya tersengal-sengal.
"Eh? Kenapa terburu-buru?"
"Kau... tahu, kan... tentang hal... itu... huft," Cater masih mengatur napasnya.
"Yah," tanpa berpikir panjang, Siruva mengangguk.
"Kalau kau... gagal... menyelamatkan... kau-"
Belum selesai Cater mengakhiri kalimatnya, peri itu memotong. "Benar. Aku akan digantikan."