Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"World Compliment Day", Berbagi Bahagia Tanpa Biaya

1 Maret 2022   05:45 Diperbarui: 2 Maret 2022   00:46 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pujian palsu: Memuji di depan, bergosip di belakang | sumber foto: teksomolika/freepik

Percaya atau tidak, hal yang sama terjadi pada pasangan saya. Saat pasutri yang lain saling menatap mesra dan saling memuji, kami hanya saling tersenyum kikuk dan tidak tahu harus berkata apa.

Adakah yang salah dari respons kami? Saya setuju dengan Littlefield bahwa tidak ada yang salah. Kami hanya sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang tidak terbiasa saling memuji secara verbal dan itu membentuk sikap kami hari ini.

Kedua, seberapa banyak pujian di masa kecil Anda?

Seorang ayah memuji anaknya | sumber foto: sina.com.cn
Seorang ayah memuji anaknya | sumber foto: sina.com.cn

Jika Anda mendapat nilai A dalam ujian, apakah orangtua senang? Apakah mereka bertanya mengapa Anda tidak mendapat nilai A+? Bagaimana perasaan Anda? Bagaimana hal itu memengaruhi respons Anda saat menerima pujian setelah dewasa?

Saat kecil, saya menuntut diri untuk mencapai prestasi terbaik di sekolah. Itu adalah kewajiban. Ekspresi senang di wajah ibu saat saya berhasil keluar sebagai juara kelas, bagi saya sudah merupakan penghargaan yang luar biasa.

Pujian verbal? Saya merasa senang dan bahagia jika kata-kata itu keluar dari mulut kakek saya. Ketika orang lain yang memuji, saya malah serba salah.

Ketiga, apa aturan tak tertulis tentang pujian di rumah Anda? 

Salah satu responden dalam penelitian Littlefield bercerita, “Di rumah saya, jika Anda tidak diberi tahu bahwa Anda melakukan sesuatu yang salah, Anda melakukannya dengan benar. Tapi jangan berharap untuk dipuji.”

Apakah keluarga Anda memiliki aturan tak tertulis seputar pujian ketika Anda tumbuh dewasa? Apa yang dikatakan oleh responden di atas, tidak berbeda jauh dengan pengalaman saya.

Keempat, setelah dewasa, apakah orang-orang di sekitar Anda menggunakan pujian secara tidak autentik? 

Pujian palsu: Memuji di depan, bergosip di belakang | sumber foto: teksomolika/freepik
Pujian palsu: Memuji di depan, bergosip di belakang | sumber foto: teksomolika/freepik

Adakah orang yang menyanjung Anda tepat sebelum meminta sesuatu? Apakah guru Anda secara teratur memuji satu siswa untuk membuat yang lain cemburu?

Apakah orangtua Anda akan memuji orang di depan mereka, kemudian bergosip tentang orang itu setelah dia pergi? Jika Anda pernah meragukan keaslian pujian orang, ini mungkin alasan mengapa Anda merasa tidak nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun