Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"World Compliment Day", Berbagi Bahagia Tanpa Biaya

1 Maret 2022   05:45 Diperbarui: 2 Maret 2022   00:46 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pujian palsu: Memuji di depan, bergosip di belakang | sumber foto: teksomolika/freepik

Ketika atasan memuji presentasi saya, cepat-cepat saya mejawab, “Ah, ini hasil kerja tim, bukan pencapaian saya sendiri.” Apakah Anda juga sering melakukan hal yang sama?

Pujian untuk keberhasilan menyelesaikan tugas | sumber foto: freepik
Pujian untuk keberhasilan menyelesaikan tugas | sumber foto: freepik

Littlefield mengingatkan bahwa orang dengan harga diri rendah (low self-esteem) cenderung tidak nyaman menerima pujian. Namun, tidak semua orang yang tidak nyaman menerima pujian memiliki harga diri yang rendah.

Menurut Littlefield, reaksi spontan seseorang terhadap pujian dipengaruhi oleh apa yang dia lihat, amati, dan alami dari orang-orang di sekitarnya. Sebagai contoh, anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yang tidak pernah memuji, akan merasa jengah menerima pujian ketika ia tumbuh dewasa.

Di bawah ini adalah 6 pertanyaan dari Littlefield untuk membantu Anda menggali lebih dalam dan mengeksplorasi mengapa pujian dapat membuat Anda tidak nyaman.

Pertama, dalam budaya atau kepercayaan Anda, apa yang diajarkan tentang cara tepat menanggapi pujian?

Pasangan suami isteri saling memuji | sumber foto: encounter.org
Pasangan suami isteri saling memuji | sumber foto: encounter.org

Apakah dengan mengucapkan terima kasih, memuji Tuhan, atau mengalihkan pujian dengan pandangan menunduk? Tak satu pun dari respons ini yang salah, cukup amati apa yang diajarkan kepada Anda dan bagaimana hal itu memengaruhi respons Anda hari ini.

Saya dan suami bergabung dengan sebuah komunitas pasangan suami isteri (pasutri) di gereja kami. Komunitas ini mengadakan kelompok dialog agar para pasutri dapat saling berbagi pengalaman iman dan saling meneguhkan.

Pada awal setiap pertemuan kelompok dialog, para pasutri diminta untuk saling memuji. Saya masih ingat betapa jengahnya saya dan suami ketika pertama kali terlibat di dalamnya.

Bukan karena suami saya tidak baik sehingga tidak layak dipuji. Dia adalah suami yang baik dan ayah yang penuh tanggung jawab.

Tetapi, memujinya secara verbal dan spesifik untuk kebaikan yang dilakukannya pada hari itu? Wah, bagi saya hal itu sungguh tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun