Berdasarkan hasil penelusuran kontak, seluruh rekan kerja yang saat ini sedang isoman, terpapar di luar kantor. Satu orang terpapar oleh tetangga.
Satu lagi terpapar oleh kerabat yang berkunjung ke rumahnya. Sisanya menduga kemungkinan besar mereka terpapar saat menggunakan jasa angkutan umum.
Selain mendisiplinkan kembali gerakan 5 M (menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) untuk seluruh pegawai, kami juga melakukan beberapa langkah di bawah ini.
Pertama, melakukan swab antigen terhadap seluruh pegawai setiap hari Senin
Swab Antigen dilakukan oleh satu tim yang terlatih. Kegiatan yang direncanakan akan berlangsung hingga akhir Februari ini merupakan upaya untuk mencegah timbulnya klaster baru.
Selain itu, hasil tes tersebut akan menjadi bahan evaluasi. Meskipun saat ini kami sudah memenuhi ketentuan PPKM Level 3 yang berlaku di Jakarta, tidak tertutup kemungkinan 100% Work From Home (WFH) jika kasus terkonfirmasi terus bertambah.
Kedua, menghimbau pegawai untuk menghindari makan bersama
Memasuki masa kenormalan baru setelah meredanya gelombang kedua, beberapa pegawai mulai makan siang bersama. Kegiatan tersebut kami himbau untuk dihentikan sementara pada saat ini.
Di pabrik teman saya, kantin karyawan tetap buka. Namun demikian, prokes dilakukan dengan sangat ketat.
Meja dan kursi diatur sedemikian rupa agar karyawan tidak duduk berhadap-hadapan saat makan. Mereka juga tidak diperkenankan saling berbicara selama berada di kantin.
Ketiga, menyosialisasikan kembali pencegahan dan penanganan COVID-19
Aneh tapi nyata, setelah hampir dua tahun, masih ada saja orang yang enggan memeriksakan diri ke dokter atau melakukan tes jika mengalami gejala COVID-19.